Bibir komat kamit seolah berkisah tentang mengarungi lautan hati penuh guncangan ombak air mata.Â
Terlihat matanya terpejam seolah meminta. Ya, meminta agar tangguh dan lelap dalam keikhlasan. Mengikhlaskan semua sebab lara hati. Ingin agar senyum tipis berubah menjadi tawa berderai.
Berkali kuusap mataku.Â
Sesaat mataku memburam, lalu terang, dan masih kulihat wajah ibuku.
Kutepuk jidatku. Masyaallah!
Itu adalah wajahku, yang memang mirip sekali dengan wajah ibu.
...
*Rumah Sunduk Sate, 21 Desember 2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H