Mohon tunggu...
Peny Wahyuni Indrastuti
Peny Wahyuni Indrastuti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu Rumah Tangga yang berjuang melawan lupa

Ada kalanya, hati menunjukkan sisi terang. Ada kalanya pula bersembunyi pada sisi gelap. Hanya mantra kata yang bisa membuatnya bicara

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Wajah Ibu

21 Desember 2020   13:50 Diperbarui: 22 Desember 2020   22:30 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bibir komat kamit seolah berkisah tentang mengarungi lautan hati penuh guncangan ombak air mata. 

Terlihat matanya terpejam seolah meminta. Ya, meminta agar tangguh dan lelap dalam keikhlasan. Mengikhlaskan semua sebab lara hati. Ingin agar senyum tipis berubah menjadi tawa berderai.

Berkali kuusap mataku. 

Sesaat mataku memburam, lalu terang, dan masih kulihat wajah ibuku.

Kutepuk jidatku. Masyaallah!

Itu adalah wajahku, yang memang mirip sekali dengan wajah ibu.

...

*Rumah Sunduk Sate, 21 Desember 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun