Mohon tunggu...
Peny Wahyuni Indrastuti
Peny Wahyuni Indrastuti Mohon Tunggu... Wiraswasta - Ibu Rumah Tangga yang berjuang melawan lupa

Ada kalanya, hati menunjukkan sisi terang. Ada kalanya pula bersembunyi pada sisi gelap. Hanya mantra kata yang bisa membuatnya bicara

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Pulang

31 Oktober 2019   08:31 Diperbarui: 31 Oktober 2019   08:33 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada saatnya nanti aku harus pulang

Ke tempat, di mana aku dulu pernah tinggal

Semesta yang sering kurasai begitu hening, hidup dalam kesendirian masing-masing

Bintang-bintang yang hanya kulihat kerlip birunya saja

Atau yang dekat semburat kekuningan mengejar rembulan

Air mata selalu saja berurai ketika aku tiba-tiba merasa berada digenggamnya

Untuk hal yang entah, merasa berada bersama-Nya

Ia yang menyatu bersama semesta, seperti memelukku

Memberi kehangatan yang sunyi

Menyeka bulir yang terus menderas

Menenangkan, meyakinkan, aku aman di sana

Tapi lihatlah

Kakiku masih menapak di bumi

Ada yang harus kutinggalkan jika aku nanti tinggal bersamanya

Amal yang masih begitu ringan

Keburukan yang terasa begitu berat

Dan dosa yang bergelung di sekujur tubuh

Harus kupertanggungjawabkan semuanya

Seiring tubuh yang harus kembali ke asalnya

Tanah yang entah ada apa di dalamnya

Bumi yang entah bagaimana menerimanya

Aku hanya akan berserah dengan menanggung semua sakit


Bukan sakit raga yang jelas telah mati rasa

Tapi sakit yang dibawa oleh ruhku

Sakit karena menerima siksa atas semua dosa, risiko menjadi manusia yang belajar hidup benar dari pertobatan

Manusia yang tak satu pun bersih dari dosa

Ah...

Harus dihadapi

Harus ditanggung

Harus dihitung

Sebelum aku lolos, dan pulang ke tempat terindahku

Semesta yang senantiasa bertasbih dalam hening

Rasanya begitu panjang

Tapi aku harus tetap sabar, iman, dan tawaqal

Pulang

Ke tempat di mana aku berasal

*Rumah Sunduk Sate

Akhir bulan 'O' 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun