Apa mungkin kini aku sudah tersadar dari segala perilaku yang kau keluarkan ternyata tak seharusnya ku terapkan.Â
Bagaimanapun sikap yang menempel pada diriku adalah tidak lain dan tidak bukan karna didikanmu.
Hal itu membuatku benci, sangat benci dengan diriku sendiri.Â
Aku lelah harus terus memaklumi sikap mu yang keras, yang seharusnya engkau sadar bahwa kau tak lagi masa pubertas.
Engkau kini merasa sakit hati sekaligus sedih ketika melihat ku tumbuh menjadi sosok yang seperti ini, namun engkau lupa siapa yang membentuk ku hingga kini.Â
Kau selalu ingin dipuja dan dianggap raja, seenaknya menyakiti ku yang kau kira aku tak mengingatnya.
Mengharapkan mu berubah pun sudah tak ada gunanya, semua yang engkau wariskan sungguh membuatku tak bisa terbebaskan.Â
Kini hanya aku yang akan berjuang, menyembuhkan luka yang telah engkau goreskan terlalu dalam.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI