Mohon tunggu...
Abdul Rahmat
Abdul Rahmat Mohon Tunggu... Guru - Guru

Suka dengan puisi dan novel. Menulis karena sudah jatuh cinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Rantai Kebaikan

13 Februari 2023   10:48 Diperbarui: 13 Februari 2023   10:54 293
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terdengar suara pintu diketuk. Johan meletakkan cangkirnya di atas meja  dan berjalan ke sumber suara. Ia memutar ke bawah knop pintu dan menarik ke 

arahnya. Di hadapan Johan sudah berdiri seorang pria paruh baya yang tidak  dikenal. Pria ini membawa sesuatu di dalam kantong yang dipegangnya. 

"Assalamu'alaikum," ucap lelaki itu pelan seraya menunduk sedikit. 

"Wa'alaikumussalam. Siapa ya?" Johan membalas salam dan langsung  bertanya pada lelaki itu. 

"Permisi Mas. Nama saya Darman. Saya baru tinggal di belakang rumah  Mas. Maaf kalau mengganggu malam-malam begini. Saya ingin minta tolong,  Mas," suara lelaki bernama Darman itu semakin lirih. 

"Minta tolong apa, Pak?" 

"Saya kan seorang penjahit, Mas. Karena kondisi saat ini, saya tidak dapat  pesanan menjahit lagi. Dan saya harus memberi makan istri dan dua anak saya.  Saya sudah berusaha untuk mencari pekerjaan. Namun, sampai sekarang saya  masih belum dapat, Mas." 

"Langsung ke intinya saja, Pak," suara Johan mulai sedikit ketus. Ia sudah  bisa tahu maksud dari Darman. 

"Saya ingin menjual mesin jahit ini, Mas. Untuk biaya hidup keluarga saya.  Barangkali Mas mau membelinya." 

"Maaf, Pak. Saya tidak bisa. Saya ini cuma mahasiswa. Tidak punya uang.  Ke tempat lain saja." 

"Tetapi Mas. Saya bingung harus kemana lagi." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun