Sepanjang berjalan dengan Nana, aku tidak bisa membohongi diri untuk tidak selalu memandanginya. Takdir rasanya memang kejam untuk kisah kita berdua. Bukan  kuasaku untuk menentang apa yang sudah jadi ketentuan Sang Mahacinta. Jika memang ada jalan lagi untuk bisa menjadi pasangan Nana yang diridai Tuhan, aku pasti bersedia. Namun, aku juga tidak menutup peluang jika ada hati lain yang sudah disiapkan untukku melabuhkan diri. Sekarang, aku hanya menanti apa yang terbaik dari Pemilik Hati. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H