Mohon tunggu...
Mudy
Mudy Mohon Tunggu... -

Rakyat kecil tinggal di Jakarta, pensiunan swasta, Pancasilais, republiken, ultra-nasionalis. Anti NeoLib-ASEAN-C, anti religio-fascist, anti rezim-status-quo-koruptor. https://mudy45.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

TNI Peringkat 4 Alutsista Tempur Darat ASEAN Per 2015

5 Maret 2014   05:24 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:14 16115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Demikian pula kurangnya fokus pada platform artileri berpenggerak sendiri (self propelled).

Pengembangan teknologi peluru kendali Indonesia juga sangat terlambat dibandingkan dengan usia penguasaannya. Masih terus berkutat pada roket-roket tanpa kendali optimal dengan jarak terbatas.

Hal ini terjadi karena akuisisi alutsista tidak terfokus pada upaya penguasaan industri yang dapat dikembangkan kedalam industri sipil untuk tujuan profit. Salah satu penyebab utamanya adalah karena doktrin trimatra yang membuat akuisisi alutsista menjadi daftar belanjaan dari 3 organisasi tempur berbeda, sehingga tidak terjadi sinergi akuisisi alutsista Angkatan Perang Republik Indonesia yang berfokus pada industri nasional.

Yang dimaksud dengan fokus adalah order dalam jumlah besar, dalam jangka panjang, dengan konten lokal 100%, sehingga mampu melahirkan atau membesarkan industri nasional. Mungkin tidak banyak yang menyadari bahwa Toyota berkembang dari order ranpur Perang Korea, sebelumnya hanya memproduksi 300 truk dan hampir bangkrut, dalam 1 bulan memperoleh order 5000 truk. Demikian pula Ford, dsb. Leopard adalah disain dari Porsche. Seluruh perusahaan otomotif dan dirgantara berkembang dari industri pertahanan.

Sebagai contoh, daripada memesan 900 truk impor dengan kandungan lokal rendah dan dibuat-buat, lebih baik menunda alutsista lain, dan memesan 4.000 truk per tahun selama 10 tahun sekaligus membangun industri otomotif nasional. Platform truk yang sama dapat digunakan sebagai truk pasukan, truk mortir, truk howitzer, bus pasukan, truk zeni, bahkan sebagai penggerak berbagai senjata seperti ATGM, manpad, dsb. Cara ini yang melahirkan atau membesarkan industri nasional. Bila perlu TNI langsung yang membangun industri tersebut melalui penyusunan UU bisnis militer.

Dengan cara serupa berbagai industri dapat dikembangkan melalui anggaran militer, sehingga anggaran tersebut bersifat produktif dan aktif turut serta dalam mengembangkan perekonomian nasional.

Peringkat 4 Tidak Pantas

Yang jelas, sangat tidak pantas TNI memiliki peringkat alutsista tempur darat ke-4 di ASEAN per 2015. Hal ini sangat memalukan bagi bangsa Indonesia.

Penulis percaya bahwa kelemahan ini disengaja secara sistematis oleh para kolaborator NeoLib ASEAN-C.

Mari kita lawan Neolib ASEAN, bangun kemandirian alutsista nasional bersama dengan ekonomi nasional Indonesia yang berwawasan Nusantara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun