Angkatan bersenjata Vietnam telah melakukan hal ini dengan sangat efisien dan komprehensif. Dengan jaringan rudal anti kapal Bastion-P yang menggunakan rudal Yakhont (tak lama lagi akan di dukung oleh Brahmos), jaringan pertahanan udara berbasisi S-300-PMU1, Kub, dan rudal lain, serta jaringan radar yang saling melengkapi, seluruh laut disekitar pantai Vietnam menjadi area aman bagi AL Vietnam.
[caption id="" align="aligncenter" width="500" caption="Bastion-P battery (http://vietnamdefence.com/)"]
TNI AD, AU, dan AL sama sekali tidak memiliki rudak udara jarak jauh, dan di seluruh TNI hanya 1 kapal AL yang dilengkapi dengan rudal Yakhont. Disini terdapat kebutuhan kemandirian persenjataan rudal yang harusnya dibangun sejak dulu.
Dengan kemampuan seperti saat ini, TNI dapat dikatakan sebagai tidak memiliki kemampuan melakukan perang moderen. Untuk memiliki kemampuan perang moderen, tidak ada jalan lain selain peningkatan anggaran TNI secara signifikan, serta kemandirian pengadaan alutsista agar anggaran tersebut menjadi penggerak pertumbuhan perekonomian, industri, dan inovasi nasional Indonesia.
Penutup
Untuk saat ini, penulis memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada para pemimpin TNI AL yang mampu mempertahankan keunggulan tempur TNI AL, setidaknya di Asia Tenggara, ditengah keterbatasan anggaran militer yang diciptakan oleh pemerintah dan politisi korup, serta akibat penyusupan neolib ASEAN-C kedalam tubuh Departemen Pertahanan RI yang diindikasikan oleh Buku Putih Pertahanan 2003 dan 2008 yang membatasi kekuatan TNI menjadi Minimum Inferior Force.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H