Mohon tunggu...
Mudy
Mudy Mohon Tunggu... -

Rakyat kecil tinggal di Jakarta, pensiunan swasta, Pancasilais, republiken, ultra-nasionalis. Anti NeoLib-ASEAN-C, anti religio-fascist, anti rezim-status-quo-koruptor. https://mudy45.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

TNI AL dalam Konstelasi Kekuatan Laut Asia Tenggara 2015

22 September 2014   07:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:58 22088
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kiansittha class stealth frigate (http://defense-studies.blogspot.com/)

C-802 buatan China dikabarkan oleh beberapa laporan sebagai  tidak handal dan mudah untuk di-kecoh dengan chaf. Padahal dari 6 kelas Van Speijk, baru 1 frigat yang dilengkapi dengan rudal pamungkas supersonik Yakhont.

Gambaran pertarungan antara armada utama berbasis Formidable melawan Van Speijk rasanya cukup menarik untuk dituangkan dalam tulisan terpisah.

Baik AL Vietnam, Thailand, maupun Singapore berpotensi besar melampaui kekuatan TNI AL pada 2020, mengakhiri dominasi TNI AL sepanjang sejarah Republik sejak tahun 1950.

Mempertahankan Kemampuan dan Keunggulan Tempur TNI AL

Ada beberapa cara bagi TNI AL untuk mempertahankan kemampuan tempurnya sebagai yang terkuat di Asia Tenggara.

1. Surface combattan

Idealnya adalah membeli 4 - 6 frigat baru yang lebih unggul dibandingkan kelas Formidable RSN. Namun idealisme ini membutuhkan biaya sangat tinggi yang mungkin sulit direalisasikan.

Alternatifnya adalah meminta transfer setidaknya 6 frigat kelas Oliver Hazard Perry dari US Pacom. Kurang dari 6 justru akan memberatkan TNI AL, karena itu dibutuhkan minimal 6 agar dapat dilakukan penyeragaman pemeliharaan dan upgrade. Hal ini selain memperkuat TNI AL juga akan mengurangi kekuatan lain di Asia Tenggara, karena frigat OHP ini sudah pasti akan berhenti dioperasikan oleh US, dan negara penerimanya akan menjadi kekuatan dominan di laut Asia Tenggara.

Frigat kelas OHP adalah frigat tua 4200 ton yang sangat sulit untuk ditenggelamkan. Terkena 2 rudal anti kapal belum tentu bisa menenggelamkan frigat kelas ini. Karena itu sekalipun diberikan tanpa persenjataan-nya yang tua tapi canggih, frigat OHP tetap menjamin keunggulan tempur. Disamping itu frigat OHP US Pacom sudah di disain untuk operasional di daerah tropis yang panas dan lembab, karena itu tidak dibutuhkan penyesuaian mahal seperti jika menggunakan kapal-kapal bekas dari Eropa atau Rusia.

Jika selama ini TNI AL mengandalkan kelas Van Speijk (2500 ton) ex Belanda, tidak ada salahnya jika 20 tahun kedepan kita mengandalkan kelas OHP (4200 ton) eks US Pacom. Tentunya kalau tidak kebagian, terpakasa kembali memutar otak cara untuk mengadakan frigat moderen.

[caption id="" align="aligncenter" width="480" caption="Oliver Hazard Perry class, sumber: wikimedia.org"]

[/caption]

2. Sub-surface / submarine war

Pengadaan tambahan u-boat 209 tidak akan membawa pengaruh pada peningkatan kekuatan tempur laut TNI AL. Singapore sudah akan meningkatkan kemampuannya dengan pengadaan u-boat 218.

Idealnya Indonesia mengadakan kapal selam dengan kemampuan anti pesawat, seperti halnya mampu dilakukan oleh Improved-Kilo class Russia yang dimiliki oleh Vietnam. Kemampuan kapal selam menembak pesawat / heli akan sangat meningkatkan kemampuan tempur bawah laut. Senjata paling efektif anti kapal selam adalah pesawat/helikopter anti kapal selam yang perlu melakukan terbang setidaknya 3x melintasi kapal selam, yang disebut sebagai MAD pass.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
  18. 18
  19. 19
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun