Potensi konflik di Laut China Selatan membuat Philippine terdorong untuk memperkuat angkatan laut-nya mengantisipasi insiden dengan armada China yang semakin aktif.
Berakhirnya operasional seluruh frigat US membuka kemungkinan PN sebagai sekutu US mengembangkan kekuatan lautnya melalui transfer frigat ex US, khususnya frigat kelas Oliver Hazard Perry yang berbobot 4200T. Pengoperasian 6 frigat kelas OHP dengan Exocet atau Harpoon dan ESSM dapat membuat PN melompat menjadi yang terkuat di asia tenggara. PN akan menjadi mampu berkontribusi dalam keamanan Asia Tenggara disamping mengawal kehadiran kapal-kapal besar AS jika dibutuhkan. Hanya saja dibutuhkan anggaran yang sangat besar yang mungkin tidak dimiliki atau tidak ingin di-investasikan oleh pemerintah Philippine.
[caption id="" align="aligncenter" width="554" caption="Kiansittha class stealth frigate (http://defense-studies.blogspot.com/)"]
Peringkat V: AL Myanmar
1. Armada tempur laut utama: 11.900 ton
2 frigat kelas Kyan Sittha (3000 ton)
1 frigat kelas Aung Zeya (2500 ton)
2 frigat kelas Type 053H1 (1700 ton)
2. Armada tempur laut cadangan:
2 korvet kelas Anawratha
Myanmar mengoperasikan 5 frigat ex China dengan senjata pamungkas rudal anti kapal Kh-35E (135 km) dan C-802. Namun armada tempur laut  Myanmar tidak memiliki pertahanan udara yang memadai, hanya menggunakan manpad Strela2M (6km) dengan multi peluncur.
Sekalipun secara tonase armada tempur laut Myanmar lebih besar dibandingkan Malaysia, namun beberapa faktor menyebabkan Malaysia jauh lebih unggul:
- Mengoperasikan kapal selam serang Scorpene
- Adanya frigat moderen kelas F2000 yang jauh lebih unggul dibandingkan frigat-frigat tua Myanmar