MINDSET GURU
Disrupsi mengajarkan kita bahwa kecepatan belajar (learning agility) dan reaksi terhadap perubahan sangatlah penting. Jika petani 3.0 memiliki tingkat pembelajaran yang lebih rendah daripada petani 2.0, petani 2.0 dapat menyusul dan tiba lebih cepat daripada petani 4.0. Yang besar tidak selalu bertahan dan yang kecil tidak selalu marjinal.Â
Sekali lagi, itu semua tergantung pada kecepatan belajar dalam menanggapi perubahan. mengendalikan jiwa dan raga melalui proses belajar dan menggunakan waktu melalui kecepatan belajar. Namun, kemampuan itu sangat bergantung pada kemauan, dan kemauan biasanya ditentukan oleh pola pikir. Jadi pola pikir adalah kuncinya. Cara berpikir mana yang menjadi kuncinya? Yaitu cara berpikir tentang masa depan.
Future Mindset adalah cara pandang, keinginan dan motivasi diri untuk menjadi bagian dari masa depan dengan mempersiapkan praktik masa depan, termasuk inovasi. Seperti yang dikatakan Peter Fisk dalam artikelnya Menang dengan Pola Pikir Masa Depan, orang-orang dengan Pola Pikir Masa Depan terus-menerus berusaha memahami bahwa dunia telah berubah begitu cepat sehingga mereka memahami perlunya visi baru.Â
Anda juga secara konsisten menginspirasi optimisme pada orang lain, berfokus pada peluang daripada risiko. Mereka adalah hacker masa depan, atau hacker masa depan, yang terus mengeksplorasi masa depan dan kemudian mengubahnya menjadi langkah-langkah dari ide, percobaan dan penggunaan sumber daya yang ada.Â
Pola pikir masa depan biasanya adalah inovator atau ideator, kata Peter. Mengacu pada pepatah Da Vinci bahwa inovasi adalah tentang menciptakan hubungan yang tidak biasa, yaitu menghubungkan orang baru, mitra baru, bakat baru, dan ide baru.
Kurikulum Merdeka saat ini telah mengkonseptualisasikan peran guru sebagai penggerak pembelajaran mandiri, artinya guru harus aktif dan antusias, kreatif, inovatif dan kompeten untuk menjadi fasilitator perubahan. Sekolah. Kemudian guru harus beradaptasi dengan enam fungsi baru sebagai berikut: (i) desain pemberdayaan pembelajaran; ii) sumber daya yang terbatas; (iii) pengelola ekosistem untuk pemecahan masalah; (iv) asisten; v) langkah-langkah insentif yang mendorong inovasi; (vi) selalu menjadi panutan untuk belajar dan berjejaring (Gleason, 2018; Jukes & Schaaf, 2019).
Tujuan dari keenam peran tersebut adalah untuk mendorong kreativitas pembelajar. Penting untuk menciptakan suasana belajar sedemikian rupa sehingga siswa senang mengeksplorasi dan bereksperimen. Kemudian guru menjadi pendengar yang baik dan siap mengajukan banyak pertanyaan.Â
Guru ingin berkolaborasi dengan orang yang lebih tahu dan membangun tempat pembuatan prototipe skala kecil. Kesalahan dalam proses pembelajaran tidak lagi tabu karena bisa dibingkai ulang sebagai pelajaran berharga.
Singkatnya, futuris cenderung visioner, imajinatif, optimis, berani, kreatif dan inovatif. Pola pikir masa depan dan pelopor inovasi seperti dua sisi mata uang yang sama.Â
Pelopor inovasi adalah pemilik pola pikir masa depan. Anda tidak takut akan perubahan, tetapi ingin menjadi pemimpin perubahan.Â