Mohon tunggu...
Pendi Susanto
Pendi Susanto Mohon Tunggu... Penulis - Dosen

Penulis Buku, Pegiat Pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kala ChatGPT Menguji Pendidikan

14 Maret 2023   22:32 Diperbarui: 17 Maret 2023   16:19 536
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan pembentukan masalah, transmisi informasi satu arah adalah nol. Siswa bukan hanya objek penerima informasi, karena guru harus mampu berperan sebagai mitra yang merangsang berpikir kritis siswa.

Guru dan siswa seperti rekan kerja yang sama-sama sadar untuk belajar satu sama lain tentang realitas dunia dan memecahkan masalah. 

Oleh karena itu, tidak dapat dipungkiri bahwa siswa diajak untuk mengeksplorasi diri dan lingkungannya dengan diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. 

Berpikir kritis dapat diasah melalui sistem pembelajaran yang disebut HOTS (Higher Order Thinking Skills) yang juga mempengaruhi kemampuan berpikir kreatif dan analitis. 

Ketika guru memperkenalkan self-directed learning dan minim kontekstualisasi, terjadi proses pelemahan berpikir kritis. Selain itu, dengan bantuan kecerdasan buatan (AI) bernama ChatGPT.

Karena fiturnya, siswa dapat menggunakan ChatGPT untuk berbagai hal. Sekarang siswa dapat dengan mudah menjawab semua pertanyaan. 

Menariknya, saat menggunakan ChatGPT, detektor plagiarisme Turnitin tidak dapat mendeteksi respons yang dihasilkan oleh ChatGPT. Kedua hal ini dapat dilihat sebagai pengaruh aktor yang paling penting dalam dunia pendidikan.

ChatGPT harus dilihat sebagai peluang bagi penyedia pendidikan. Memang benar bahwa siswa dapat menjawab pertanyaan dengan sangat mudah dan hal ini sering membuat guru khawatir. Bagaimana dengan keterampilan pemecahan masalah dan analitis yang perlu dikembangkan siswa? Ini mungkin ditanyakan ketika berbicara tentang ChatGPT. 

Jika penyedia pendidikan berpikir secara terbuka, ChatGPT dapat meningkatkan kualitas belajar mengajar. Guru juga dapat dengan mudah menggunakan teknologi ini untuk meningkatkan kualitas pengajaran. 

Anda dapat menggunakan ChatGPT untuk membuat pertanyaan yang sangat kompleks dan mendorong siswa untuk berpikir dan menganalisis. Pertanyaan kompleks dapat membantu pemecahan masalah, kolaborasi, komunikasi, dan kemampuan mengumpulkan informasi untuk memecahkan masalah tersebut.

Selain itu, guru dapat menggunakannya untuk mengimplementasikan umpan balik pribadi secara lebih efektif. Sekarang guru tidak perlu menganalisis respons siswa satu per satu, mereka dapat mengetik respons langsung ke ChatGPT dan ChatGPT akan secara otomatis memberikan umpan balik yang disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran masing-masing individu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun