ChatGPT (Generative Pre-Trained Transformer) menjadi sebuah terminologi perbincangan banyak pengguna media sosial akhir-akhir ini. Karena platform yang dikembangkan oleh perusahaan OpenAI bertujuan membantu pekerjaan manusia untuk menemukan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Meski versi ini masih dalam tahap percobaan. Program komputer sangat alami sehingga dapat diajarkan untuk menulis esai dan puisi.
Sejak dirilis pada 30 November 2022, ChatGPT telah menjangkau lebih dari 100 juta pengguna aktif bulanan, melampaui kecepatan TikTok, aplikasi atau layanan popular lainnya. Bahkan UBS Lloyd Walmsley menyebutkan bahwa untuk mencapai titik tersebut, Instgram butuh waktu dua tahun setengah.
ChatGPT - AI Texting Chatbot adalah salah satu teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intellegence). Digadang-gadang ChatGPT akan menjadi babak baru perpindahan kepakaran manusia ke mesin (the shift of expertise from human beings tommachine).Â
Dengan kecerdasan buatan memungkinkan komputer melakukan tugas-tugas yang lebih unggul dari manusia, pekerjaan mereka dapat segera diambil alih oleh ChatGPT hanya dalam waktu maksimal 30 detik perperintah.Â
Dengan kemampuan dahsyat seperti ini, praktis hampir semua profesi atau pekerjaan bisa diambil alih oleh AI. Hal ini dimungkinkan karena ChatGPT versi terkini, GPT 3, mempunyai 175 miliar parameter lapisan konten pengetahuan dan, menurut rencana, ChatGPT versi berikutnya, GPT-4, akan memiliki 1.000 triliun parameter lapisan konten pengetahuan.
Sciences Po, Universitas di Prancis melarang penggunaan kecerdasan buatan chatGPT untuk mencegah plagiarisme. Universitas di Prancis tersebut telah mengirim email kepada mahasiswa yang melarang penggunaan obrolan GPT dan alat berbasis AI serupa lainnya.Â
Termasuk sekolah-sekolah di AS, mereka sudah mulai memblokir ChatGPT, program kecerdasan buatan yang kontroversial selama dua bulan terakhir.Â
ChatGPT digambarkan sebagai program yang mampu menghasilkan teks yang sangat meyakinkan dan realistis yang mencakup berbagai topik.Â
Otoritas pendidikan di beberapa negara bagian AS telah mengeluarkan larangan resmi. Aturan itu didasarkan pada ketakutan akan efek negatif pada pembelajaran siswa. Selain itu, ada juga kekhawatiran tentang keamanan dan keakuratan konten.
Kehadiran ChatGPT, sebuah chatbotberbasis kecerdasan buatan, ke dalam dunia universitas, tidak lagi sulit bagi mahasiswa untuk menyelesaikan tugas di kampusnya. Ini karena obrolan chatGPT dapat terlibat dalam komunikasi tertulis interaktif dengan orang-orang dan menimbulkan tanggapan yang sangat manusiawi karena mudah dipahami.