Mohon tunggu...
Pende Lengo
Pende Lengo Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Psikologi UNG

Gadis Gingsul Gorontalo

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Pengalaman Kisah Santriku

22 Oktober 2022   23:57 Diperbarui: 23 Oktober 2022   00:04 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Yang biasanya akan ditampilkan oleh tiap-tiap kelas, dimana setiap kelas akan berurutan menampilkan kreativitasnya sesuai dengan jadwal masing-masing kelas. Bagi yang santri lama, ini juga bisa disebut sebagai ajang pencarian ade baru atau kakak baru.

Kalian tahu istilah 'kadek'? Adalah kakak adek angkat kepanjangannya. Jika kalian belum tahu. Ini adalah cerita tentang kadek. Atau lebih tepatnya lagi, aku hanya akan bercerita tentang kadek diantara sekian banyaknya peristiwa yang terjadi di pondok. Baiklah, mari kita mulai cerita kadek menurutku.

Di dunia sekarang ini, arus globalisasi terus berkembang pesat, dan tentu saja sangat berpengaruh bagi manusia. Jika dulu, kita hanya mengenal istilah 'kakel' (kakak kelas) atau 'adekel' (adek kelas). Hanya bisa mengaguminya diam-diam, dan hanya bisa melihatnya sedang bercanda ria dengan teman-temannya dari jarak jauh.

Sekarang sudah canggih, kita bisa segera langsung memberitahukan kekaguman yang diam-diam itu secara terang-terangan dengan bilang ke teman dekat si adek atau si kakak ini, kalau kita nge-fans sama dia. 

Dan seiring berjalannya waktu, rasa kagum ini bisa berubah menjadi rasa sayang. Jikalau betul yang tadinya itu memang udah sayang ke dia. Si kakak akan peka dan bisa sesegera mungkin meresmikan hubungan mereka dengan dengan kata 'kadek'. Dan tentu saja hubungan yang seperti ini bisa jadi hanya temporer. Karena kesibukan santri untuk belajar dan menghafal yang semakin hari kian banyak.

Ditahun pertama aku mondok, baru juga dua pekan, ternyata udah ada yang nge-fans ke aku. Sebutlah CJ namanya, dia anak kelas 9 SMP. Dan tidak hanya dia ternyata, teman-teman sekelasnya juga rata-rata nge-fans ke aku.

Pekan depannya, kelasku mendapatkan undian paling awal untuk menampilkan muhadhoroh di tahun ajaran baru itu. Semuanya harus bisa ambil bagian dalam kegiatan ini, karena ini adalah kegiatan ekstrakurikuler. Aku sih nggak tau mau ambil menjadi bagian apa dalam muhadhoroh ini.

 Tapi aku adalah pembelajar yang baik, aku selalu menonton acara tv di salah satu stasiun tv yang sedang top waktu itu (Stand Up Comedy Indonesia) sebelum menjelang tidur di rumah, dan ditahun terakhirku di SMP, beberapa teman-temanku terlihat saling menunjukkan bakat mereka dengan sekedar meniru-niru lawakan yang dibawa oleh setiap peserta komedian itu di depan kelas di kala istirahat.

Tentu saja ada yang sampai berani tampil saat acara perpisahan kami. Aku mencatat hal ini baik-baik dalam hidupku.

Tiba masa muhadroh itu, aku bilang ke teman-teman, kalau aku akan mengambil bagian untuk melawak tunggal dengan berdiri di atas panggung atau lebih tepatnya lagi stand up comedy. Maka akulah yang pertama kali membuat sejarah stand up comedy ala santri di panggung muhadhoroh pondok itu. Kerenkan...

Dan benar saja, lepas malam itu, hingga sebulan duabulan kedepan, makin tambah pula yang nge-fans ke aku. Selanjutnya ada sebutlah N3 namanya, anak kelas 8 SMP yang nge-fans ke aku setelah melihat langsung penampilanku malam itu. Juga teman-teman sekelasnya, yang malu-malu menatapku setiap kali hendak bertemu denganku di masjid. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun