Jadi, kalau ada yang memandang miring tentang permohonan masyarakat Bali untuk open border, mohon diberikan urun pendapat, penyelesaian masalah dan lakukan riset kesini agar tahu kondisi sesunggunya di lapangan.
Saya sebagai penulis di sini, hanya mengungkapkan uneg-uneg karena tidak tahan dengan jeritan kawan-kawan yang bahkan bercerita katanya tidak makan karena suaminya baru terkena PHK. Setiap hari, bertemu orang yang mengeluhkan betapa sulit mereka sekarang bertahan.Â
Di awal pandemic saya dan partner bisnis saya sempat beberapa kali membuat acara sosial untuk membangkitkan ekonomi, bantuan logistic kami lakukan bahkan pelatihan untuk UMKM.Â
Akan tetapi, memasuki bulan September ini kami pun mulai terengah tak dapat melakukan apa-apa. Hanya bisa mendoakan di saat ada yang meminta bantuan, jangan tanya gimana rasanya hati? Menjerit dan ingin menangis.
Mungkin saat open border harapan tidak besar, akan tetapi bukankah sedikit harapan lebih baik dari pada tidak ada harapan sama sekali seperti sekarang? Dan ingat, harapan yang membuat kita semua terus bergerak dan berusaha!Â