Bukan hanya sebagai penyumbang devisa dari sektor pariwisata terbesar akan tetapi, Bali juga merupakan penyumbang suara terbesar untuk pemerintahan yang berjalan saat ini.Â
Kalaupun tidak dilakukan open border, adakah problem solver yang ditawarkan untuk masyarakat Bali? Tidak! Jangan bicara tentang BLT, Prakerja atau bantuan lainnya. Karena, beberapa sahabat berseloroh ini semua seakan tidak ada buat mereka.Â
BLT contohnya, mereka gajinya di bawah 5 juta tapi sampai hari ini tidak ada tanda-tanda BLT masuk padahal HRD sudah serahkan data mereka dari awal dan mereka semua rajin membayar iuran BPJS sampai bulan ini.
Lagipula, kalaupun bantuan itu pun nyata diterima sampai kapan sih pemerintah mampu membantu terus menerus?
Jangan Jadikan Jakarta Sebagai Tolak Ukur
Kalau kebanyakan hotel-hotel di Jakarta sekarang occupansinya mulai penuh sampai 80% itu pasti karena pasti karena di sana adalah pusat pemerintahan, banyak pelatihan di lakukan oleh instansi pemerintah atau non pemerintah di hotel-hotel (di Jakarta), banyak sekali hotel-hotel dijadikan sebagai tempat karantina. Jadi, jangan jadikan Jakarta sebagai tolak ukur di Bali.
Ada yang mengatakan "Bali jangan lagi menjual wisata yang luxury, dong! Yang kereatif biar turis lokal dapat meramaikan" Kurang dibanting bagaimana harga kamar hotel dan paket wisata di Bali selama ini? Hasilnya masih tidak significant!
Jika, betulan tanggal 11 September ini open border urung dilakukan maka tidak kebayang ada gelombang PHK berapa ribu lagi. Semua pengusaha sudah mulai angkat tangan.Â
Mau minta pesangon? Buat operasional saja megap-megap. Jadi, kita pun tak bisa selalu salahkan para pengusaha yang tiba-tiba melakukan PHK karena mereka juga galau sekali, uang menipis, perusahaan hilang, di sisi lain lepas pandemic mereka masi harus bangkit kembali.
"Permintaan open border bukan berarti tidak peduli dengan penyebaran si virus yang banyak menyangsikan kebenarannya. Masyarakat Bali sebagian besar masih percaya dan memihak pemerintah bahwa VIRUS ini bukan bentuk konspirasi seperti yang sebagian masyarakat tuduhkan oleh karenanya sampai hari ini mereka masih patuh dengan protocol kesehatan."
Hanya saja, kalau terlalu lama begini sebagian orang pun mulai berpikir "Mati karena Virus atau mati karena tidak makan?" Masyarakat sudah mulai lelah dan jenuh. Butuh problem solver tidak sekedar himbauan yang bahkan rencana kerja dan pelaksanaannya pun tidak tahu bagaimana.