Mohon tunggu...
Pendar Bintang
Pendar Bintang Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Blogger and MomPreneur

- CO Founder of Dezavo Indonesia, World Best Hospitality Company - A Blogger based in Bali - A Mommy with Full of Beautiful Surprised IG : @Pendarbintang Email : h.hanila@gmail.com Blog: hanilacorner.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Petisi Buka Border Bali

6 September 2020   16:42 Diperbarui: 6 September 2020   18:47 233
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pada tanggal 22 Agustus bulan lalu Komunitas Pariwisata Indonesia di Bali dibuat berbela sungkawa lantaran rencana open border terhadap tamu manca negara yang sudah di rencanakan tanggal 11 September 2020 harus dibatalkan berdasarkan Permenkunham No. 11 Tahun 2020. Rasa kecewa ini berujung pada dibuatnya petisi yang sampai hari ini sudah ditanda tangani kurang lebih 7500 orang.

Kenapa masyarakat Bali terkesan mendesak ingin segera dilakukan open border? Bukannya Bali sudah dibuka untuk tamu domestik atau lokal?

Berikut alasannya:

Bali mengalami resesi dari awal diumumkannya Pandemi

Jadi, dari awal diumumkannya Covid-19 sebagai pandemic, masyarakat Bali yang hampir semuanya bergantung pada sektor PARIWISATA mulai suffering. PHK mulai terjadi di mana-mana. 

Tapi, jangan salah beberapa rekan pengusaha ada yang masih berusaha mengupayakan tidak melakukan PHK meskipun NOL income bahkan sampai mereka jual asset demi bisa menggaji karyawan. Dalam benak mereka, pandemic ini segera berlalu.

Masyarakat Bali pun sangat patuh dari awal dengan protocol kesehatan dan segala himbauan pemerintah, sampai sekarang.

Akan tetapi, pada kenyataannya sampai hari ini pandemic belum berakhir. Akan tetapi, beberapa bulan yang lalu saat President menyatakan kalau kita harus bisa hidup berdampingan dengan si VIRUS ini membuat para pengusaha seperti memiliki energy untuk keep moving. 

Beberapa mencoba membuka kembali usaha mereka, walau tak mampu menggaji penuh dengan syarat harus patuh dengan protocol kesehatan. Karena benar adanya, jika tidak bekerja alih-alih tidak mati karena virus bisa-bisa mati karena kelaparan. 

Lantas, apasaja yang sudah dilakukan pemerintah daerah dalam mendukung masyarakat BALI?

Masyarakat menggeleng lemah saat ditanya, kenapa? Mereka menjawab, kami hanya mendapatkan himbauan-himbauan saja, belum ada langkah nyata. Bahkan, hampir di setiap wilayah dalam rangkah pencegahan virus pun mereka mengatakan dana yang mereka pakai adalah dana swadaya masyarakat. Kuat dan memiliki positive minded masyarakat Bali ini kalau dipikir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun