Himbauan Untuk Beralih Ke Sektor Agraria, tapi support tidak mendukung
Gubernur menghimbau masyarakat untuk lebih menggalakkkan sektor agraria. Bukannya tidak dilakukan, beberapa orang sudah melakukannya karena mereka memiliki lahan untuk melakukan hal itu.Â
Akan tetapi, pada saat panen kembali masyarakat dibingungkan kemana mereka akan pasarkan? Kalau biasanya banyak hotel dan restaurant menampung sekarang tidak ada. Akhirnya dijual dengan harga murah, berapa saja asal terjual. Bagaimana masyarakat tidak menjerit?
Banting Setir dan Daya Beli Semakin Turun
Lalu, para korban PHK ini apakah mereka semua berpangku tangan dan berteriak memohon bantuan? Tidak! Mereka memilih berdagang di pinggir-pinggir jalan, berdagang online, intinya berjaualan apa saja asalkan ada income. Semuanya bersemangat membeli dagangan rekan-rekan, saudara atau siapapun dari sekeliling mereka, intinya agar ekonomi tetap bergerak.Â
Akan tetapi, semakin kesini daya bli masyarakat semakin turun akhirnya banyak rekan-rekan yang awalnya sangat ulet ini mulai menyerah karena modal mereka juga habis.
Open Border untuk Turis Mancanegara
Beberapa pelaku usaha pariwisata demi membantu membangkitkan perekonomian di Bali pun mulai bergerak, ada beberapa yang kehabisan modal berani menerbitkan surat hutang demi bisa mendatangkan tamu ke Bali.
Bahkan, beberapa dari mereka sudah membawa kabar gembira akan ada sekian tamu datang pada saat pas tanggal open border nanti, sayangnya harapan mereka tinggal harapan tiba-tiba saja diumumkan kalau open border urung dilakukan sampai akhirnya mereka membuat petisi.
Penyumbang Devisa Negara
Bali sebagai penyumbang devisa negara dari sktor wisata terbesar untuk pusat merasa dikhianati dan dianak tirikan bukan karena sebab, karena mereka hanya meminta dilakukan open border dan berkomitmen untuk tetap patuh dengan protocol kesehatan.