Mohon tunggu...
Zulkarnain Nggiu
Zulkarnain Nggiu Mohon Tunggu... Lainnya - Pengangguran

(Son of Effendi Nggiu with Sa'dia Martanom) "Tapi tak semua orang Jalannya itu Jalani sendiri Jalan ninjamu Lagipula hidup Sebebas itu Jadilah apapun Yang kamu rindu"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dialog Politik Singkat Malam Itu

5 Januari 2024   07:23 Diperbarui: 5 Januari 2024   07:31 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adobe Stock | #578188975

Dengan wajah yang datar anak muda itu berkata

"jika kau bisa komunikasikan dengan baik aku bisa menerimanya"

"aku bisa menjelaskannya dengan baik coba pahamilah" jawab kakek tersebut

Kakek itu mulai menjelaskan

"aku lihat kau hidup dibawah sistem yang berbeda denganku sedangkan aku hidup dibawah sistem komunisme selama bebrapa generasi, dengan rendahnya hingga tidak adanya peluang ekonomi, pada masa-masa itu masyarakat menemukan bahwa mata uang paling bernilai adalah kepercayaan". Sambil tersenyum dan melanjutkan penjelasan

"dan untuk membangun kepercayaan, kau harus jujur. Artinya ketika kau melihat suatu hal yang buruk, kau mengakatakannya dengan terbuka tanpa perlu permintaan maaf. Kejujuran tidak menyenangkan yang ditunjukkan orang pada masa itu berkaitan dengan fakta sederhana bahwa itu penting untuk bertahan hidup . kau harus tahu siapa yang dapat dipercayai dan siapa tidak bisa, dan kau harus tahu dengan cepat". Masih dengan ekspresi tersenyum dan bertanya pada anak muda itu

"apakah aku masih bisa melanjutkan pembahasaanya?"

"yah, kau bisa melanjutkannya. Pembahasannya cukup menarik buat aku yang berbeda sistem denganmu" sambil mematikan bara api rokok yang tinggal filternya saja

"kau hidup dibawah sistem dengan budaya yang bebas, peluang ekonomi begitu melimpah sangat banyak sehingga jauh lebih bernilai untuk manampilkan diri Anda dengan cara tertentu, bahkan jika itu palsu, ketimbang menjadi apa adanya. Kepercayaan kehilangan nilainya. Tunggu aku nyalakan rokok dulu"

Sambil mengambil sebatang rokok dari saku jaketnya dan menyalakan api untuk sebatang rokok itu untuk mengisapnya dan melanjutkan pembahasan

"penampilan dan keahlian dagang menjadi bentuk ekspresi diri yang lebih menguntungkan. Kau mengenal orang secara dangkal lebih menguntungkan ketimbang mengenal orang sedikit orang secara dekat. Bukan itukah yang kau rasakan dikehidupan realitasmu sekarang?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun