Fisik pekerja jelas sangat kuat, tiap hari mereka mengeluarkan keringat setetes demi tetes, zat kalori yang dikeluarkan juga sangat banyak, wajar jika makan pagi, siang dan malam butuh nasi dan lauk pauk yang banyak, kadang satu piring belum cukup, mereka tambah lagi, perut buncit jelas jarang terjadi karena pembakaran lemaknya sangat tinggi lewat aktivitas hariannya.Â
Pulang sebulan sekali hal yang biasa, titip uang kepada temannya yang pulang juga hal biasa, kadang-kadang ada yang bon pinjam untuk biaya sekolah anak dan juga kebutuhan istri dan anaknya sehari-hari, wajar jika seorang istri pekerja ini, harus mempunyai sambilan kerja seperti dagang sembako atau beternak sapi.Â
Contoh yang terjadi di dukuh dranan, yosorejo pekalongan ini, pendapatan dari upah bekerja dikumpulkan oleh istrinya, lalu dibelikan pedet sapi dan dirawat sendiri oleh istrinya, mereka tidak malu bawa rumput gajah untuk pakan sapinya.Â
Digendong dipundaknya setiap pagi dan sore dari kebun rumput gajah ditanam, hingga akhirnya tidak terasa sudah memiliki 3 ekor sapi bakalan yang digemukan, disaat mau mengadakan acara sunatan atau nikahan maka sapi yang dimilikinya sebagai modal untuk acaranya.Â
Begitu semangatnya dan remojongnya keluarga para penggali saluran ini, mereka hidup untuk menafkahi keluarganya, hasil jerih payah ini dilakukan agar anaknya bisa sekolah dan sukses dikemudian hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H