Mohon tunggu...
bahrul ulum
bahrul ulum Mohon Tunggu... Freelancer - Kompasianer Brebes Community (KBC) - Jawa Tengah

Apa yang ditulis akan abadi, apa yang akan dihafal akan terlepas, ilmu adalah buruan, pengikatnya adalah tulisan, ikatlah dengan kuat buruan mu itu. (KBC-01)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menelisik Kehidupan Jasa Tenaga Galian Tanah dan Saluran

14 Maret 2018   07:06 Diperbarui: 14 Maret 2018   09:39 1185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jasa Galian Tanah/Doc jasagaliantanah.blogspot.com

Bagi para pemborong galian kabel telkom dan PDAM, mandornya mesti mencari para pekerja yang kuat, cepat dan rapi, serta teliti. Bongkar pasang kabel kerap terjadi disejumlah kab/kota, apalagi jika ada daerah pemekaran Kab/Kota baru, atau ada daerah pemakaran karena wilayah industri, maka jelas daerah itu butuh sambungan pdam dan juga sambungan pesawat telekomunikasi termasuk pengadaan tiang listrik. 

Kalau sistem harian, jelas bagi para pekerja ini rugi, karena pekerjaan tersebut tidak bisa dilakukan dengan strategi dan pembagian panjang atau  meteran galian, mereka tidak terpacu dengan gerak dan waktu dan hasil uang yang didapatkan juga tidak bisa banyak, maka mereka memilih jasa borongan untuk memasang galian sesuai jarak yang disepakati. 

Bagi mandor tenaga, jelas sangat menguntungkan dirinya, wajar jika setiap mandor disamping dapat income dari pekerja tersebut juga dapat selisih dari tawaran yang ada. Termasuk mandor ini bisa menghitung sendiri dengan rumus bakunya yang sudah dilakukan sesuai pengalaman sebelumnya. Kalaupun pendapatannya disyukuri bisa untuk mencukupi kebutuhan hidupnya baik pangan, sandang maupun mobil dan rumah. 

Mandor juga dapat dari selisih uang makan harian dari pekerja ini, misalkan dia berani kontrak dengan pihak catering, jika sebulan dikontrak kira-kira berapa berani anda bayar. Pihak catering pun berani gratiskan dan kasih rokok sama mandor termasuk uang kopi mandor, belum lagi dapat uang jariyah dari catering yang diberikan kepada nya. 

Untuk jadi mandor itu tidak gampang teorinya, dia harus pernah jadi pekerja kasar dulu, pengalaman adalah guru terbaiknya, termasuk menghitung kalkulasi borongan dari mitra kerjanya. 

Dia akan merasakan rugi dan harus ditomboki olehnya, rugi yang sering didapatkan, pertama bila menghitung taksiran borongan, rugi kedua adalah bila galian telkom misalnya kemudian menyerang kabrl optik yang lain, maka jelas dia akan kena denda dari pihak telkom, bukan hanya puluhan juta bisa terjadi ratusan juta, ini pernah terjadi pada warga Dukuh Dranan Yosorejo Pekalongan, Jawa Tengah termasuk juga pekerja borongan dari daerah Kecamatan Banjarharjo Brebes Jawa Tengan pernah mengalaminya. 

Tidak semua desa itu mampu dan mau menggali tanah untuk borongan galian telkom atau pdam atau galian lainnya,mereka harus punya ketrampilan tersendiri, tangan kadang melepuh atau bahasa jawanya kapalen itu hal yang lumrah, dan mesti terjadi dan itu harus diterima apa adanya. 

Rata-rata mandor dan pekerjanya itu sudah satu paket untuk mengerjakan borongan proyek tersebut, pesaing mereka adalah garapan dengan tenaga mesin dozer, mungkin lebih cepat dan skalanya juga lebih bisa dijangkau kendaraan alat berat, tapi bagi daerah yang padat tentunya manual yang akan dipakai. 

Tingkat resiko alat berat dengan manual jelas lebih beresiko pakai alat berat, hanya bedanya jika alat berat menutup dan menggali lebih cepat hasilnya. Namun baik dan buruknya bagi perusahaan atau mitra sudah memilih sesuai pilihannya. 

Modal cangkul, linggis dan peralatam cungkil lainnya disiapkan oleh mereka, semakin tahu caranya menggali maka akan semakin cepat dalam membuat galian yang ada, dan ini seninya orang menggali. 

Pinggul sakit, kepala pusing, kaki kena pacul atau alat itu hal biasa terjadi, mereka akan membeli obat warung atau obat yang biada dibawa mereka, kadang para mandor juga sudah menyiapkan perlengkapan obat-obatan tapi skala warung saja, obat dengan resep dokter bila pekerja ini cukup serius saat bekerja mengalami kecelakaan ringan atau sakit beberapa hari. 

Fisik pekerja jelas sangat kuat, tiap hari mereka mengeluarkan keringat setetes demi tetes, zat kalori yang dikeluarkan juga sangat banyak, wajar jika makan pagi, siang dan malam butuh nasi dan lauk pauk yang banyak, kadang satu piring belum cukup, mereka tambah lagi, perut buncit jelas jarang terjadi karena pembakaran lemaknya sangat tinggi lewat aktivitas hariannya. 

Pulang sebulan sekali hal yang biasa, titip uang kepada temannya yang pulang juga hal biasa, kadang-kadang ada yang bon pinjam untuk biaya sekolah anak dan juga kebutuhan istri dan anaknya sehari-hari, wajar jika seorang istri pekerja ini, harus mempunyai sambilan kerja seperti dagang sembako atau beternak sapi. 

Contoh yang terjadi di dukuh dranan, yosorejo pekalongan ini, pendapatan dari upah bekerja dikumpulkan oleh istrinya, lalu dibelikan pedet sapi dan dirawat sendiri oleh istrinya, mereka tidak malu bawa rumput gajah untuk pakan sapinya. 

Digendong dipundaknya setiap pagi dan sore dari kebun rumput gajah ditanam, hingga akhirnya tidak terasa sudah memiliki 3 ekor sapi bakalan yang digemukan, disaat mau mengadakan acara sunatan atau nikahan maka sapi yang dimilikinya sebagai modal untuk acaranya. 

Begitu semangatnya dan remojongnya keluarga para penggali saluran ini, mereka hidup untuk menafkahi keluarganya, hasil jerih payah ini dilakukan agar anaknya bisa sekolah dan sukses dikemudian hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun