Saat ini bupati adalah Prof. Dr. Nelson Pomalingo, mantan rektor Universitas Negeri Gorontalo, mantan rektor Universitas Negeri Gorontalo, Deklarator pendirian Provinsi Gorontalo.
Di sebelah kanannya duduk para pemuka agama, mulai dari qadhi, imam, sampai sara'a da;a (pembantu imam). Di sebelah duduk para pemimpin instansi pemerintahan, seperti sekda, camat, para kepala SKPD.
Akupun duduk berbaur dengan masyarakat. Tentu saja di luar bulita karena aku bukan pembesar negeri. Aku termasuk "tawu data" atau rakyat biasa, meski di kampus aku sangat dihormati sebagai dosen, he he he.
Di sebelah kananku duduk kolegaku di Fakultas Sastra dan Budaya, Yunus Dama, S.Pd., M.Pd.
Di sebelah kiriku, berjarak beberapa sentimeter duduk kolegaku lain, Dr. Abd. Hamid Isa, yang kini menjabat Ketua Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Gorontalo dan aktif sebagai dosen di Universitas Muhammadiyah Gorontalo.
Aku larut dalam lantunan syair-syair yang mengandung sholawat kepada Rasulullah Muhammad SAW, Â riwayat kelahiran, perjuangan, sifat-sifat terpuji Rasulullah sebagai pelajaran suri teladan. Juga terkandung doa-doa untuk seluruh kaum Muslimin seluruh dunia.
Dengan pengetahuan Bahasa Arab yang pas-pasan sebagai hasil belajar otodidak, ditambah dengan ilmu yang pernah aku dapat dari teman, mantan dosen agama di UNG, qadhi Bone Bolango, almarhum Dr. Lukman Katili, aku mencoba memahami isi lantunan cinta kepada Rasul itu.
Tiba-tiba ada semacam perasaan yang ganjil yang aku rasakan. Perasaan yang susah diungkapkan dengan bahasa. Aku merasa merinding teringat ceramah para ustaz tentang besarnya cinta Nabi kepada umatnya. Betapa beliau tidak ingin masuk surga sebelum mendapat kepastian dari Allah SWT bahwa umat beliau juga akan masuk syurga betapapun besarnya dosa umatnya.
Betapa beliau meminta agar kesakitan saat meregang nyawa oleh umatnya ditimpakan kepada dirinya sehingga seluruh umatnya merasakan keringanan sakaratul maut.