Mohon tunggu...
Pena Gagu
Pena Gagu Mohon Tunggu... -

Dustisdustadore

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hebatnya Ayahku

25 Februari 2014   01:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:30 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


"ayah taruh di celana, seperti biasa"

—jawab ayahku—

ibu tersenyum genit, seolah mengerti, apa yang dimaksud ayahku.

tapi tidak denganku, aku tetap tidak paham hadiah apakah yang disimpan ayah dicelananya, sehingga hanya dengan dua kedipan mata, bisa membuat ibu ceria.


saat pagi,

cangkir kopi ayah sudah kembali penuh terisi, kulihat ibupun kembali berseri-seri.

pasti, karena hadiah dari ayah yang disimpan di celana tadi

—pikirku—.


saban hari, setelah itu,

aku penasaran ingin melihatnya, tetapi tak kunjung menemukannya.

aku berpikir, apapun barangnya tentu sangat berharga, mungkin seperti permata, atau ...,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun