Sendipun Mulai Bernyanyi
Oleh: Penadebu
Di antara waktu yang bergulir perlahan,
Sendi pun mulai bernyanyi dalam senandungnya.
Sudah tua, semakin rapuh pisik terasa,
Tenaga dan pikiran pun menghadapi tantangan yang berat.
Sang waktu tak henti melambungkan hari,
Namun kekuatan yang dahulu begitu tegar, kini surut merana.
Kaki yang dahulu berlari menembus angkasa,
Kini terhenti dalam langkah yang ragu-ragu.
Fisik yang tak sekuat dahulu,
Seperti semut yang berjalan di hamparan pasir
Meski langkahnya lambat, namun tetap tegar melangkah,
Menyuarakan kisah hidup yang tak terlupakan.
Dalam pikiran yang merangkak lamban,
Memori indah terbentang dalam segala warna
Perjalanan panjang mengalir dalam benak,
Menyimpan cerita penuh makna dan pengalaman yang tak ternilai.
Meski tak lagi muda, semangat tetap berkobar,
Takkan padam oleh waktu yang berlalu.
Fisik yang rapuh menjadi pelajaran hidup,
Menyadarkan akan kebesaran dan kerapuhan manusia.
Biarlah usia tak lagi terukir di wajah,
Namun tetap terpancar dalam jiwa yang menggelora
Dengan sendi yang bernyanyi, kita belajar menghargai,
Semua nikmat yang diberikan seiring bertambahnya usia.
Rapuh fisik, tenaga, dan pikiran tak menjadi hambatan,
Melainkan pancaran kebijaksanaan yang mendalam.
Di setiap langkah, terpahat makna yang tak ternilai,
Dalam kehidupan yang beranjak menuju keabadian.
Jadilah sendi yang bernyanyi, meski dengan kelemahan,
Tetaplah melangkah dengan hati yang penuh kasih
Kita adalah pelangi di balik gerimis kehidupan,
Semakin tua, semakin berwarna dalam setiap langkah kita.
Babulu, 19 Juni 2023
#Penadebu_Puisi Bebas-Sendipun Mulai Bernyanyi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H