Mohon tunggu...
Pemilik Kedaulatan
Pemilik Kedaulatan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemilik Kedaulatan

Suka Meneropong Proses Pilkada

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Semangat Rekonsiliasi Kunci Sukses Pilkada Bondowoso

16 April 2024   08:46 Diperbarui: 16 April 2024   09:18 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Calon Kepala Daerah Bondowoso Pada Pilkada Serentak 2024. Sumber Foto Hukumonline.com

Anda yang kebetulan tinggal di Kabupaten Bondowoso, ingat tidak jaman pemerintahan Bupati Amin Said Husni dan Wakil Bupati KH. Salwa Arifin yang juga di kenal dengan istilah pasangan Aswaja..?

Menurut saya, pada masa periode tahun 2013-2018 itulah Bondowoso mengalami masa keemasan. Ini diakui oleh banyak kalangan. Baik para pengamat. Dan terutama warga Bondowoso sendiri.

Lalu apa yang dapat dipetik dari pasangan Aswaja..? Hampir segala sektor saya kira. Aspek kepuasan physik maupun psykhis, atau jasmani rohani sama-sama layak untuk di cermati.

Bahkan ada satu catatan yang amat dominan. Yaitu soal ketenangan dan persaudaraan. Meminjam istilah para pengamat, bolehlah disebut kondusifitas.

Aspek jasmani. Tak perlu terlalu bertele-tele dan banyak retorika. Diakui atau tidak, pasangan Aswaja mampu menyodorkan kepuasan terhadap kebutuhan fisik warga Bondowoso.

Dibidang infrastruktur, hampir semua jalan berbasis transportasi dasar mulus beraspal. Kecuali ada beberapa wilayah yang memang amat sulit secara akses. Misal nun jauh terpencil diatas gunung. Atau terkendala ijin karena milik perkebunan/BUMN.

Secara ekonomi, pasangan Aswaja turut serta berkiprah mendongkrak pendapatan warga. Terutama yang berbasis usaha kecil dan menengah.

Adanya event yang rutin terselenggara dalam periode tertentu adalah wadahnya. Hingga dengan event ini, warga dapat melakukan planning terhadap rencana keuangan yang akan di dapat dan kemudian di belanjakan.

Yang paling kentara secara ekonomi adalah kopi. Komuditas yang pada awalnya cuma dikenal oleh segelintir orang ini, oleh pasangan Aswaja di program demikian rupa hingga mendunia.

Menjadikan Bondowoso punya gelar baru selain Kota Tape. Yakni BRK. Singkatan dari Bondowoso Republik Kopi. Dampak sukses mendunianya kopi, juga signifikan menaikkan pendapatan petani kopi.

Dibidang ruhani. Tak dapat dibantah, bahwa kegiatan keagamaan terutama islam karena mayoritas warga Bondowoso adalah muslim, semarak terselenggara. 

Kalau terbatas di lingkungan warga masyarakat mungkin sudah biasa.
Lha ini di jaman pasangan Aswaja hingga merambah ke birokrasi. Maka tak heran saat itu di pendopo Bupati ada pengajian kitab, istighotsah dan tarawih bersama. Lalu di balai-balai Desa aktif rutinan sholawat nariyah.

Itu mungkin kurang seberapa. Yang sangat patut untuk di apresiasi saya kira soal kondusifitas. Ya benar. Pada jaman Aswaja, baik ketika proses menuju pilkada maupun sesudahnya, situasi tenang dan nyaman betul-betul terasa.

Dinikmati oleh hampir semua komponen masyarakat yang terlibat langsung maupun tidak di ajang pemilihan Bupati dan Wakilnya itu.

Ambil contoh di segmen jaringan dan alumni pondok pesantren. Terutama pondok besar yang ada diluar kabupaten. Tak bermaksud menafikan yang ada di dalam Bondowoso sendiri karena pada umumnya juga berafiliasi ke pondok besar, di jaman Aswaja para alumni kompak bahu membahu menyukseskan Aswaja.

Baik saat masih pemilihan maupun ketika menjalankan program kerja.
Pendek kata, Bupati Amin dan Wakil Bupati Kyai Salwa mampu menciptakan rasa persaudaraan di kalangan masyayikh dan alumni.

Tengok saja para pengasuh dan lulusan pondok Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Walisongo Situbondo, Nurul Jadid Paiton, Zainul Hasan Genggong, Sidogiri Pasuruan, Raudlatul Ulum Sumber Wringin Jember dan beberapa pondok lain. Mayoritas dari mereka terikat positif secara emosional terhadap pasangan Aswaja.

Sangat kelihatan sekali dan tak dapat disangsikan, bahwa pasangan Aswaja mampu menumbuhkan rasa persaudaraan semua basis kultural yang eksis di Bondowoso.

Juga, hampir tak ditemukan pertentangan hebat hingga menciptakan garis demarkasi diantara mereka. Justru yang ada adalah bersatu padu dalam satu frame. Demi kemajuan warga Bondowoso.

Sebagai bahan pembanding, ada baiknya kita lirik pilkada 2003-2008 dan 2018-2023. Pada dua ajang itu, kentara sekali terlihat seberang sikap diantara mayoritas masyayikh dan alumni pondok pesantren.

Tak perlu digambarkan secara detail, yang jelas fenomena itu menciptakan ketidak nyamanan. Dan yang paling tidak di inginkan, perpecahan sesama santri. Semoga kedepan tidak terjadi.

Pasangan Aswaja patut ditulis pakai tinta emas. Sukses kinerja secara physik dan  psykhis adalah salah satu sebab. Dan terciptanya ikatan antar pondok pesantren merupakan indikator utama.

Nampaknya, ada dua hal yang menjadi kunci kesuksesan tersebut. Yaitu semangat rekonsiliasi dan pemilihan pasangan. Anda tahu, keduanya saling memberi pengaruh.

Coba kita kulik sekelumit. Baik Bupati Amin Said Husni maupun Wakilnya KH. Salwa Arifin adalah santri. Bupati alumni Nurul Jadid Paiton  Sementara Wakilnya Salafiyah Syafiiyah Sukorejo.
Gabungan dua tokoh ini melahirkan rekonsiliasi diantara mayoritas santri yang ada di Kabupaten Bondowoso. Hingga mampu menciptakan suasana sejuk.

Secara kapasitas dan kapabilitas, kedua beliau sama-sama memiliki kemampuan. Cuma di bidang yang berbeda. Pak Amin cenderung progresif dan dinamis.
Sementara Kyai Salwa lebih soft dan berkarakter lembut.

Kombinasi keduanya dapat membawa Bondowoso dalam keseimbangan. Sukses menjadi kabupaten maju jasmani dan ruhani.

Pastinya, jaman pemerintahan keduanya amat di rindukan. Maka kalau pada pilkada serentak 2024 nanti warga Bondowoso ingin merasakan kembali suksesnya pemerintahan pasangan Aswaja,  tentu harus memilih calon yang tepat.

Yaitu tokoh yang bisa membawa semangat rekonsiliasi dan memiliki kombinasi kemampuan seperti Pak Amin dan Kyai Salwa.

Siapakah dia..? Mulai sekarang mari kita hunting bersama-sama. Siapa tahu kita temukan kembali sosok pasangan seperti Aswaja. Baik yang tergambar secara personal dari satu orang, maupun tercipta karena gabungan dua figur.

Apakah tokoh tersebut ada di sekitar kita atau akan datang dari daerah Barat sana..? Wallahua'lam bis showab..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun