Mohon tunggu...
Pemilik Kedaulatan
Pemilik Kedaulatan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemilik Kedaulatan

Suka Meneropong Proses Pilkada

Selanjutnya

Tutup

Sosok

Semangat Rekonsiliasi Kunci Sukses Pilkada Bondowoso

16 April 2024   08:46 Diperbarui: 16 April 2024   09:18 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Calon Kepala Daerah Bondowoso Pada Pilkada Serentak 2024. Sumber Foto Hukumonline.com

Dibidang ruhani. Tak dapat dibantah, bahwa kegiatan keagamaan terutama islam karena mayoritas warga Bondowoso adalah muslim, semarak terselenggara. 

Kalau terbatas di lingkungan warga masyarakat mungkin sudah biasa.
Lha ini di jaman pasangan Aswaja hingga merambah ke birokrasi. Maka tak heran saat itu di pendopo Bupati ada pengajian kitab, istighotsah dan tarawih bersama. Lalu di balai-balai Desa aktif rutinan sholawat nariyah.

Itu mungkin kurang seberapa. Yang sangat patut untuk di apresiasi saya kira soal kondusifitas. Ya benar. Pada jaman Aswaja, baik ketika proses menuju pilkada maupun sesudahnya, situasi tenang dan nyaman betul-betul terasa.

Dinikmati oleh hampir semua komponen masyarakat yang terlibat langsung maupun tidak di ajang pemilihan Bupati dan Wakilnya itu.

Ambil contoh di segmen jaringan dan alumni pondok pesantren. Terutama pondok besar yang ada diluar kabupaten. Tak bermaksud menafikan yang ada di dalam Bondowoso sendiri karena pada umumnya juga berafiliasi ke pondok besar, di jaman Aswaja para alumni kompak bahu membahu menyukseskan Aswaja.

Baik saat masih pemilihan maupun ketika menjalankan program kerja.
Pendek kata, Bupati Amin dan Wakil Bupati Kyai Salwa mampu menciptakan rasa persaudaraan di kalangan masyayikh dan alumni.

Tengok saja para pengasuh dan lulusan pondok Salafiyah Syafiiyah Sukorejo, Walisongo Situbondo, Nurul Jadid Paiton, Zainul Hasan Genggong, Sidogiri Pasuruan, Raudlatul Ulum Sumber Wringin Jember dan beberapa pondok lain. Mayoritas dari mereka terikat positif secara emosional terhadap pasangan Aswaja.

Sangat kelihatan sekali dan tak dapat disangsikan, bahwa pasangan Aswaja mampu menumbuhkan rasa persaudaraan semua basis kultural yang eksis di Bondowoso.

Juga, hampir tak ditemukan pertentangan hebat hingga menciptakan garis demarkasi diantara mereka. Justru yang ada adalah bersatu padu dalam satu frame. Demi kemajuan warga Bondowoso.

Sebagai bahan pembanding, ada baiknya kita lirik pilkada 2003-2008 dan 2018-2023. Pada dua ajang itu, kentara sekali terlihat seberang sikap diantara mayoritas masyayikh dan alumni pondok pesantren.

Tak perlu digambarkan secara detail, yang jelas fenomena itu menciptakan ketidak nyamanan. Dan yang paling tidak di inginkan, perpecahan sesama santri. Semoga kedepan tidak terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun