Spirit Al-Maun perlu ditegaskan menjadi teori sosial disekeliling kita. Apabila Allah menggolongkan orang-orang yang mendustakan agama adalah orang-orang yang menghardik anak yatim, maka termasuk apakah orang yang lebih mementingkan pahala berjamaah sementara bahaya sedang mengintai untuk dirinya sendiri bahkan untuk orang lain yang ada disekitarnya? Kedua termasuk orang yang mendustakan agama adalah orang yang lalai dalam shalatnya.
Seperti apa orang yang lalai dalam shalatnya? Saya berasumsi bahwa orang lalai dalam shalatnya bukan hanya orang yang tidak shalat akan tetapi orang yang sedang shalat tapi terdapat indikasi yang berbahaya bagi diri dan orang lain akan tetapi lebih mementingkan pahala ritual untuk dirinya sendiri.Â
Bukankah agama lebih mementingkan kemaslahatan? Begitu egoiskah agama Islam yang meskipun terdapat sesuatu yang mudhorot akan tetapi tetap patuh pada perintah pelaksanaannya? Apakah konsep Islam hanya sebatas itu?
Ketiga, termasuk orang yang mendustakan agama adalah orang yang riya. Sudah jelas bahwa perbuatan riya adalah suatu pekerjaan bukan karena Allah semata akan tetapi mencari pujian dan popularitas semata. Bisa jadi salah satu hikmah adanya wabah ini adalah Allah memberikan kita waktu untuk merenungi bahwa selama ini kita melakukan shalat secara berjamaah bukan karena untuk Allah semata melainkan ingin terlihat alim, membuat sombol-simbol religiusitas pada diri hanya untuk menarik perhatian yang pada akhirnya Allah seakan-akan berkata "Wahai hambaku sudah saatnya kalian shalat secara sembunyi-sembunyi."
Usman Suil
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H