Jadi laki-laki kadang punya risiko untuk diperebutkan. Termasuk laki-laki yang sudah punya istri. Bahkan, perempuan yang mendambakan satu laki-laki yang sama, jumlahnya bisa lebih dari dua orang.
Itulah yang terjadi di atas jembatan gantung objek wisata Situgunung Sukabumi. Jika Anda seorang laki-laki, jangan kaget kalau tiba-tiba ditarik-tarik sejumlah perempuan.
Hal itu terjadi karena banyak perempuan yang takut dan cenderung panik saat melintasi jembatan yang berada di Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Resort Situ Gunung, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi tersebut.
Perasaan takut dan panik, membuat sejumlah perempuan melupakan rasa malu. Mereka tidak sungkan-sungkan atau reflek berpegang erat kepada laki-laki yang terdekatnya.
Kenal atau tidak kenal terhadap laki-laki, para perempuan saling berebutan untuk  bisa berpegangan. Konyolnya tingkah para perempuan itu, justru membuat jembatan gantung dengan panjang 244 meter makin bergoyang.
Kejadian selanjutnya bisa ditebak. Akan terdengar jeritan-jeritan histeris. Hal itu bisa ditemui di musim liburan. Dimana jumlah pengunjung ke lokasi wisata jembatan gantung Situgunung membeludak.
Namun, setelah sampai di lokasi, justru banyak perempuan yang nyalinya ciut. Ada yang hanya termangu, tidak mau berjalan. Mereka cuma berdiri di ujung jembatan. Ada juga yang saking takutnya, wisatawan itu cuma jongkok dengan berpegangan kuat di tali jembatan.
Sebagian lagi ada yang memberanikan diri untuk melanjutkan perjalanan melintasi jembatan gantung itu. Cuma, baru bergerak 10 meter saja sudah menjerit-jerit. Keruan saja Dicky harus menenangkan para ibu-ibu.
Belum juga mengeluarkan kata-kata untuk menenangkan suasana, Dicky langsung dirangsek ibu-ibu. Para perempuan itu berebutan agar bisa memegang tangan Dicky.
Pengelola sebenarnya sudah memasang rambu-rambu. Mulai dari mengingatkan wisatawan untuk tidak loncat-loncat atau menggoyang-goyangkan jembatan, hingga pengaturan jumlah yang diperbolehkan melintas.
Petugas juga membekali tali pengaman kepada setiap wisatawan yang melintasi jembatan itu. Sedangkan jumlah wisatawan yang harus berada di atas jembatan gantung maksimal 40 orang.
Wisatawan dari arah pintu masuk, seusai melintasi jembatan gantung, akan diarahkan menuju lokasi Curug Sawer. Perjalanan ke Curug Sawer tetap harus hati-hati. Medan yang akan dilalui berupa jalan setapak.
Ada jalan yang menanjak, ada juga turunan. Siapkan saja fisik yang prima. Sebelum sampai ke Curug Sawer, pengelola objek wisata tersebut menyediakan tempat beristirahat bagi pengunjung.
Namun, pengunjung yang tidak membawa perbekalan bisa nongkrong-nongkrong dulu di area kuliner. Di sana banyak pedagang menawarkan aneka makanan dan minuman. Sebagian besar merupakan kuliner tradisional.
Harga makanan dan minuman yang dibandrol pedagang pun relatif murah. Ini memang berbeda dengan tempat wisata lainnya, para pedagang yang sering membuat kaget pembeli dengan mematok harga yang tidak wajar.
Usai istirahat, pengunjung bisa langsung menikmati Curug Sawer yang berjarak kurang lebih 100 meter dari tempat kuliner. Curug itu menjadi tempat favorit wisatawan untuk berselfie ria.
Lantas bagaimana dengan jalur pulang?
Apa harus melintas jembatan gantung lagi? Ya iyalah pastinya. Tapi itu untuk yang masih punya nyali. Nah, bagi yang penakut jangan khawatir. Anda bisa memanfaatkan jasa ojek untuk pulang dengan jalur di bawah jembatan gantung. Silakan dicoba.(Anwar Effendi)***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H