Mohon tunggu...
Anwar Effendi
Anwar Effendi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mencari ujung langit

Sepi bukan berarti mati

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Di Jembatan, Seorang Laki-Laki Jadi Rebutan Sejumlah Perempuan

16 Maret 2020   09:57 Diperbarui: 16 Maret 2020   10:09 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah wisatawan menyempatkan diri foto di Jembatan Situgunung Sukabumi | dokpri

Jalan menuju Curug Sawer harus melintasi jembatan bambu | dokpri
Jalan menuju Curug Sawer harus melintasi jembatan bambu | dokpri
Sebenarnya, jembatan gantung Situgunung dibuat dengan memperhatikan faktor keamanan dan kenyamanan. Namun karena karakternya yang mudah bergoyang, maka bagi mereka yang punya sifat penakut, hal itu bisa menjadi masalah.

Pengelola sebenarnya sudah memasang rambu-rambu. Mulai dari mengingatkan wisatawan untuk tidak loncat-loncat atau menggoyang-goyangkan jembatan, hingga pengaturan jumlah yang diperbolehkan melintas.

Petugas juga membekali tali pengaman kepada setiap wisatawan yang melintasi jembatan itu. Sedangkan jumlah wisatawan yang harus berada di atas jembatan gantung maksimal 40 orang.

Menikmati aliran sungai di bawah jembatan | dokpri
Menikmati aliran sungai di bawah jembatan | dokpri
Jadi kalau di atas jembatan gantung sudah ada 40 orang, wisatawan lain harus menunggu. Baru bisa melintas jembatan itu, kalau sudah ada yang turun. Seterusnya diatur dengan penghitungan elektronik.

Wisatawan dari arah pintu masuk, seusai melintasi jembatan gantung, akan diarahkan menuju lokasi Curug Sawer. Perjalanan ke Curug Sawer tetap harus hati-hati. Medan yang akan dilalui berupa jalan setapak.

Ada jalan yang menanjak, ada juga turunan. Siapkan saja fisik yang prima. Sebelum sampai ke Curug Sawer, pengelola objek wisata tersebut menyediakan tempat beristirahat bagi pengunjung.

Lokasi antara Jembatan Situgunung dan Curug Sawer ada area glamping | dokpri
Lokasi antara Jembatan Situgunung dan Curug Sawer ada area glamping | dokpri
Pengunjung yang membawa perbekalan sendiri, bisa langsung memilih lokasi yang pas. Bisa menyewa tikar untuk menyantap makanan secara bergerombol. Sewa tikar dikenakan tarif Rp 10.000,00.

Namun, pengunjung yang tidak membawa perbekalan bisa nongkrong-nongkrong dulu di area kuliner. Di sana banyak pedagang menawarkan aneka makanan dan minuman. Sebagian besar merupakan kuliner tradisional.

Harga makanan dan minuman yang dibandrol pedagang pun relatif murah. Ini memang berbeda dengan tempat wisata lainnya, para pedagang yang sering membuat kaget pembeli dengan mematok harga yang tidak wajar.

Usai istirahat, pengunjung bisa langsung menikmati Curug Sawer yang berjarak kurang lebih 100 meter dari tempat kuliner. Curug itu menjadi tempat favorit wisatawan untuk berselfie ria.

Menikmati air terjun di Curug Sawer | dokpri
Menikmati air terjun di Curug Sawer | dokpri
Wisatawan bisa bergaya di atas jembatan. Atau langsung berdekatan dengan air terjun. Atau cukup duduk di atas batu di aliran sungai kecil. Rasa capek dan tegang seusai melintas jembatan, sirna sudah dengan menikmati indahnya air terjun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun