Mohon tunggu...
Pedro Jonathan
Pedro Jonathan Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Menjadikan tulisan sebagai wujud penyampaian pesan dan aspirasi pribadi. Semoga bermanfaat.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Ekskursi Pondok Pesantren: Menemukan Makna Toleransi dalam Kebersamaan

18 November 2024   21:54 Diperbarui: 18 November 2024   22:24 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Lebih dari itu, ekskursi ini mengajarkan pelajaran hidup yang begitu mendalam: keberanian untuk keluar dari zona nyaman dan menerima kenyataan bahwa dunia dipenuhi oleh berbagai pandangan, tradisi, dan nilai yang berbeda. Dalam konteks masyarakat Indonesia yang multikultural, sikap seperti ini menjadi landasan penting dalam menjaga keutuhan bangsa. Pengalaman langsung di pondok pesantren menunjukkan bagaimana hidup sederhana dan disiplin dapat menjadi cerminan nilai-nilai luhur yang universal. Nilai-nilai tersebut tidak terbatas pada agama tertentu, melainkan dapat dijadikan inspirasi bagi siapa saja yang melihatnya dengan hati yang terbuka.  

Toleransi bukan hanya tentang menerima keberadaan agama lain, tetapi juga tentang menemukan titik temu yang memperkuat persaudaraan. Nilai-nilai seperti keikhlasan, kebaikan hati, dan empati yang dipraktikkan oleh para santri menjadi pelajaran berharga tentang bagaimana agama, dengan caranya masing-masing, mengajarkan cinta dan perdamaian. Sebagaimana Indonesia didirikan di atas semangat Bhinneka Tunggal Ika, pengalaman ini adalah pengingat akan pentingnya semangat tersebut dalam kehidupan sehari-hari.  

Lebih jauh lagi, pengalaman ini mengajarkan arti dari kerja sama dan saling mendukung dalam keberagaman. Kehidupan bersama di pesantren memperlihatkan bagaimana berbagai individu dengan latar belakang yang berbeda dapat hidup berdampingan dengan harmonis. Sikap saling menghormati dan keterbukaan untuk belajar satu sama lain adalah kunci untuk membangun hubungan yang erat, yang seharusnya menjadi landasan dalam hubungan antaragama di Indonesia.  

Pengalaman ini menjadi pengingat bahwa pendidikan yang sejati bukan hanya tentang mengejar prestasi akademik, tetapi juga membentuk karakter yang mampu melihat keindahan dalam keberagaman. Pendidikan berbasis pengalaman seperti ini tidak hanya memperkuat rasa kebangsaan, tetapi juga membangun empati dan pemahaman lintas agama. Dalam dunia yang semakin kompleks, kemampuan untuk memahami orang lain dan menghargai perbedaan menjadi keterampilan yang sangat berharga.  

Pada akhirnya, seperti lukisan yang membutuhkan berbagai warna untuk menjadi indah, keberagaman adalah warna yang memperkaya kehidupan. Toleransi adalah jalan untuk menciptakan harmoni, dan harmoni adalah kunci untuk membangun dunia yang damai. Seperti pepatah bijak mengatakan, 

"Harmony makes small things grow, lack of it makes great things decay." Indonesia dengan segala keragamannya hanya dapat tumbuh dan berkembang jika harmoni tetap dijaga.

Mari menjadikan toleransi sebagai pedoman hidup untuk menciptakan bangsa yang damai, adil, dan penuh kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun