Nagekeo hingga masa awal kemerdekaan, wilayah yang sekarang menjadi wilayah Kecamatan Aesesa ini terbagi-bagi ke dalam 4 (empat) wilayah pemerintahan hamente/gemeente. Masing-masing adalah:Â
Pada masa Pemerintahan Swapraja1) Hamente Mbay;
2) Hamente Dhawe;Â
3) Hamente Nataia;Â
4) Hamente Munde;
Sekilas kita melihat bahwa pembagian hamente tersebut lebih didasarkan pada wilayah suku. Jika demikian, maka yang menjadi pertanyaan adalah mengapa tidak ada Hamente Lape?
Soal suku lape, pada masa swapraja Nagekeo, raja Josef Juwa Dobe Ngole pernah mengundang suku lape untuk memegang hamente mbay tetapi ditolak oleh utusan dari suku lape dengan beberapa pertimbangan suku lape tidak mau diperintah oleh raja Nagekeo.
Kembali ke Hamente Mbay?
Pada zaman pemerintahan hamente hingga tahun 1950-an wilayah hamente mbay meliputi 'ulu Wundu ikong Towak'.Â
Setelah hamente dihapus, kira-kira awal tahun 1960-an, wilayah hamente Mbay ini dibagi-bagi ke dalam 3 wilayah yang kemudian disebut desa. Masing-masing adalahÂ
1) Desa Ulu Ola dengan Abdullah Manetima sebagai Kepala Desa (meliputi 'kampung-kampung' Wundu, Nggolombai, Lelak, dan Mbo'a Tiba);Â
2) Desa Rungaleke dengan Rafael Retas Daeng sebagai Kepala Desa (meliputi 'kampung-kampung' Bo'a Ras, Bo'a Maki, dan Mbaling); danÂ
3) Desa Shagolewa dengan Ismail Nggae sebagai Kepala Desa (meliputi 'kampung-kampung' Bago, Kolikapa, Towaklaing, dan Enek).Â
Kemudian, berdasarkan Peraturan Daerah... yang diberlakukan pada tahun 19.., ketiga wilayah desa ini 'dilebur' lagi ke dalam 2 (dua) desa (baru), setelah mengurangi wilayah (kampung-kampung) lama/terdahulu dan menambahkannya dengan wilayah (kampung-kampung) baru. Kedua desa itu adalahÂ
1) Desa Mbay I meliputi 'kampung-kampung' Nggolombay, Lelak, Mbo'a Tiba, Bo'a Ras, dan Mbo'a Maki; danÂ
2) Desa Mbay II meliputi 'kampung-kampung' Bago, Kolikapa, Towaklaing, Enek, dan Mbaling.Â
Sementara 'kampung' Wundu di masukkan kedalam wilayah administrasi Desa Dhawe.Â
Pada tahun 1998/1999 lalu, status desa Mbay I dan Mbay II berubah pula menjadi Kelurahan Mbay I dan Kelurahan Mbay II.Â
Sumber:
1.https://www.academia.edu/8014453/Konflik_Tanah_di_Negeri_Bersuku_suku
2.http://mosalakilape.blogspot.com/2016/07/asal-usul-suku-lape.html?m=1
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H