Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ibu/Bapak, Ini Hal Terpenting untuk UTBK-SBMPTN Anak Anda

13 Maret 2022   01:42 Diperbarui: 13 Maret 2022   11:14 1035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar akun official LTMPT

Namun sekarang sistemnya berbeda. Semua serba online yang bisa dilakukan di rumah. Tidak ada antrian seperti "zaman old". Disinilah kisah awal dimulai !

Registrasi akun LTMPT dilakukan pada 14 Februari sampai 17 Maret 2022.

Kembali ke laptop. Setelah panjang lebar ngobrol soal jurusan dan lain sebagainya, lalu saya jelaskan bahwa sistem seleksinya berbeda dengan "zaman kita kuliah dulu"! Heu heu heu...Maklum, rata-rata teman dan sudara saya itu satu zaman dengan saya.

sumber gambar tribunews.com
sumber gambar tribunews.com

Saya tanya mereka apakah anak mereka sudah memiliki akun LTMPT (Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi) yang pendaftarannya sejak bulan Februai-Maret lalu?

Mereka kaget! Apa itu akun LTMPT? Kok mendaftaran masuk PTN pada bulan Februari-Maret? Bukankah bulan-bulan itu anak-anak baru memasuki semester (akhir kelas 3) persekolahan? Bukankah pendaftaran dan seleksi masuk PTN dilakukan setelah Ebtanas (Ujian Nasional)? Bukankah biasanya tes UMPTN pertengahan bulan Juni? 

Saya kembali jelaskan tentang sistem pendaftaran, seleksi dan keberadaan LMPT dan tentang akun tersebut. Ini sistem "zaman now"!

Mereka kemudian menanyakan soal akun LMPT ke anak-anaknya. Yaaa ammpun ! Disinilah pangkal "Cilaka 12" itu bermula.  

Ternyata anak-anak mereka lupa atau tidak tahu adanya pendaftaran atau pembuatan akun LMPT! Padahal masa pembuatan akun itu cukup lama, yakni sebulan!

Pada masa Pandemi Covid 19 anak-anak mereka tidak pernah pergi ke sekolah karena memang aturan pemerintah saat itu semua sekolah melalui online. 

Sistem online sejatinya mendekatkan anak-anak pada informasi. Namun anak-anak mereka lebih keasikan main game, nonton you tube, instagram, medsos lainnya saat tidak jam belajar. Tidak ada kawan-kawan atau dewan guru bertemu secara fisik yang bisa saling mengingatkan secara terus menerus. Tidak ada  iklim fisik  yang memuat suasana "persiapan masuk kuliah". Inilah sumber petaka tersebut.

Teman dan saudara saya itu kecolongan. Anak-anak mereka tidak mempunyai akun LMPT. Akibatnya, mereka tidak bisa mengikuti seleksi SBMPTN.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun