Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Kalau Sampai Awal Agustus Tak Kembali ke Indonesia, Shin Tae-yong Dipecat Saja

26 Juli 2021   04:08 Diperbarui: 26 Juli 2021   06:53 1078
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
 press conferenceTim manajemen Timnas Indonesia terkait coach STY hasil sisa laga Pra-Piala Dunia. Sumber gambar ; kompas.com 

"Saya tidak peduli siapa namanya, mau Maradona, Mourinho, Arsene Wenger, Alex Ferguson, sama. Dia memenuhi kewajiban atau tidak? Lihat saja di kontrak. Tidak ada harga, tidak ada barang. Barangnya itu dia harus hadir, sesuai dengan janji dia. Lalu sekarang dia mau melatih dengan syarat, anak-anak harus ke sana, belum lagi biaya dan segala macam."

(Syarif Bastaman, Ketua Satgas Timnas Indonesia, sumber)

Sampai saat ini coach Shin Tae-yong (STY) masih berada di Korea Selatan, kampung halamannya. Di sana coach STY malah jadi komentator bola di telivisi Korea Selatan. Padahal dia punya tanggung jawab mempersiapkan Timnas Indonesia menghadapi berbagai even Internasional. 

Shin Tae-yong bergegas pulang ke Korea Selatan bulan Juni lalu setelah gagal membawa hasil positif pada sisa laga Pra-Piala Dunia. 

Timnas Indonesia memang sudah dipastikan tidak lolos fase grup. Namun pada tiga laga sisa diharapkan tidak berakhir memalukan. Nyatanya, Timnas Indonesia jadi lumbung gol ; kebobolan 4 gol saat lawan Vietnam, dan 5 gol lawan Uni Emirat Arab. Semuanya tanpa balas!

Kepulangan coach STY ke Korea Selatan sempat jadi polemik. PSSI mengatakan kepada pers Indonesia bahwa coach STY akan berobat di negaranya terkait penyakit bawaan yang dideritanya. Diketahui sejak lama bahwa coach STY menderita diabetes.

Namun pernyataan PSSI itu dibantah keras oleh coach STY lewat media ternama di Korea Selatan. Dia katakan kesehatannya baik-baik saja. Kepulangannya ke Korea Selatan disebabkan kondisi pandemi Covid 19 di Jakarta yang parah. Jakarta masuk zona merah sehingga coach STY bersama empat orang asistennya memutuskan pulang kampung.

Dengan kepulangannya itu,  coach STY meninggalkan program yang seharusnya dia dan timnya segera lakukan terkait seleksi timnas U18 dan persiapan Timnas Indonesia jelang play off Piala Asia yang akan dimulai bulan Oktober 2021 nanti.

Coach STY punya "tabiat" yang sering merugikan citra persepakbolaan Indonesia khususnya PSSI, yakni sering curhat ke media dan publik Korea Selatan tentang kekurangan PSSI dan berbagai hal sepakbola Indonesia. Termasuk perselisihannya dengan Direktur Teknik Timnas Indonesia ; Indra Syafri--yang juga merupakan mantan pelatih tim nasional Indonesia.

 press conferenceTim manajemen Timnas Indonesia terkait coach STY hasil sisa laga Pra-Piala Dunia. Sumber gambar ; kompas.com 
 press conferenceTim manajemen Timnas Indonesia terkait coach STY hasil sisa laga Pra-Piala Dunia. Sumber gambar ; kompas.com 
Suatu ketika, sepulang TC dari luar negeri, setibanya dari bandara Soekarno-Hatta, Indra Syafri langsung pergi terburu-buru meninggalkan bandara karena akan menghadiri pernikahan anak coach Rahmad Darmawan--sesama kolega mantan pelatih nasional--yang sudah dianggapnya saudara sendiri. Menghadiri pernikahan itu seperti kewajiban keluarga layaknya budaya Indonesia.

Sebelum pergi, Indra Syafri tak lupa pamitan dengan Official PSSI dan anggota Tim Pelatih Korea Selatan dan menjelaskan kepergiannya tersebut. Berselang beberapa waktu kemudian, coach STY marah besar karena menganggap Indra Syafri tidak sopan, tidak profesional, dan tidak menghargainya karena kepergiannya tidak ada pamit atau pemberitahuan. 

Dalam suatu kesempatan rapat dengan PSSI, coach STY mengusir Indra Syafri dari ruangan. Hal itu diterima Indra Syafri dengan penuh kesabaran karena tidak mau ribut di ruangan tersebut.

Berbagai kegundahan dan kemarahan coach STY itu sering diungkapkannya di media Korea Selatan!

Indra Syafri kaget atas penyataan STY di media masa. Hal internal tim yang seharusnya tidak dijadikan konsumsi publik.

Shin Tae-yong bersama Indra Syafri, sumber gambar ; kompas.com
Shin Tae-yong bersama Indra Syafri, sumber gambar ; kompas.com

Indra Syafri tidak mau dipersalahkan begitu saja karena dia sudah melakukan prosedur perizinan.

Indra Syafri "membalas" coach STY lewat media nasional. Maka terjadilah perang dingin antara Indra Syafri dengan coach STY dalam tubuh jajaran manajemen Timnas Indonesia. Hal tersebut menimbulkan kondisi tidak kondusif dalam tubuh kepengelolaan Timnas Indonesia.

"Kalau dia [Shin Tae Yong] tidak datang harus kami evaluasi. Mungkin dipecat. Sejago apapun dia, sudah terikat kontrak. Kami minta minggu depan dia datang ke Jakarta. Kami lihat minggu depan datang atau tidak dia. Ada kemungkinan dia diputus kontraknya, karena tidak memenuhi kewajiban. Ada tiga bulan dia mangkir, walaupun mungkin dua bulan pertama karena ada alasan masuk akal," 

(Syarif Bastaman, Ketua Satgas Timnas Indonesia --- sumber )

Polemik sering muncul terkait ulah STY sendiri yang "bermulut ember" di media Korea Selatan. Kesan yang timbul seolah coach STY  sebagai pihak yang "dizolimi" atau menjadi "korban" (playing victim)  selama melatih Timnas  Indonesia. 

Cara coach STY tersebut seperti sebuah taktik politik untuk mendapatkan simpati publik Korea Selatan, mengingat publik Korea Selatan sangat menghormatinya. Sementara di sisi lain coach STY belum berprestasi (gagal) dalam mengangkat marwah Timnas Indonesia. 

Menjadi sebuah dugaan dan pertanyaan besar; coach STY bermain politik playing victim  tersebut apakah untuk menutupi kegagalannya mengangkat Timnas Indonesia? 

Sikap coach STY terkesan "paradoksal". Dia menuntut jajaran elit timnas PSSI untuk disiplin dan profesional, namun berbagai kebiasaan coach STY  sendiri sangat jauh dari sikap profesional, semena-mena seolah dia lebih berkuasa dan tidak mau dipersalahkan atau dibantah. 

Selama ini pihak PSSI bersikap sabar dan tidak mau bersikap frontal mengungkapkannya di media.  Namun ketika coach STY sendiri yang 'berkicau' ke media---cilakanya dilakukan ke media Korea Selatan-- sehingga membuat sejumlah pihak di tubuh PSSI/Timnas Indonesia harus buka suara, minimal membuat klarifikasi. Bagaimanapun, PSSI merupakan lembaga resmi mewakili Indonesia yang tidak bisa dideskreditkan seenaknya di luar negeri.

Kondisi relasi kerja coach STY dengan manajemen timnas Indonesia menjadi tidak begitu kondusif. Sikap arogan dan  rasa superioritas seorang STY kiranya tidak bisa dibiarkan berlama-lama karena bisa merusak ekosistem pengembangan Timnas Indonesia itu sendiri.

Masih banyak pelatih luar negeri atau dalam            negeri yang kiranya cocok melatih Timnas Indonesia. Pelatih itu haruslah sosok yang sportif, profesional, tidak punya interest personal, dan humanis. Jadi, bukan seorang pelatih yang arogan terhadap pihak manajemen Timnas Indonesia dan induk organisasi PSSI. 

Kalau hanya arogan dan superiorita terhadap para pemain sich boleh saja, karena secara hirarkis pelatih diatas pemain. Dan pemain harus tunduk kepada pelatih.

Tapi terhadap tim manajemen kepelatihan dan induk organsisasi, seorang pelatif sejatinya berada dalam satu level kolegalitas kerja. Tidal boleh arogan dan semena-mena. Ada hak dan kewajiban dalam kontrak yang harus dipatuhi.

Kita lihat saja nanti, kalau merasa dirinya profesional, apakah coach STY kembali ke Indonesia bulan Agustus sesuai janjinya? 

Apapun kondisi Jakarta bukan dijadikan alasan karena pandemi ini merupakan musibah global, yang juga menimpa Korea Selatan.

Kalau coach STY masih bertingkah seperti sebelumnya, sebaiknya PSSI mengambil keputusan tegas ; pecat saja coch STY. Jangan takut dengan nama besar STY. Ini juga bisa jadi pembelajaran dia dikemudian hari.

Pihak PSSI juga harus menyertai keputusan itu dengan penjelasan kepada publik lewat media masa secara runtut dengan berbagai pembuktian terkait pemecatan itu. Jangan sampai coach STY duluan bikin release di media Korea Selatan!

Demi kebaikan Timnas Indonesia, PSSI harus tegas dan jangan mau diperlakukan semena-mena oleh sosok yang punya nama besar.

Salam sepakbola Indonesia

---

peb26072021

sumber referensi ; Satu, Dua, Tiga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun