Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Manuver Amien Rais Jelang Jadi Saksi Kebohongan Ratna Sarumpaet

9 Oktober 2018   23:33 Diperbarui: 10 Oktober 2018   07:10 3691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau seorang Amien Rais sejak lahir dinyatakan dalam akte kelahiran atau surat kenal lahir diberi nama lengkap Profesor Doktor Amien Rais, maka saat dia masih aktif sebagai dosen namanya menjadi Prof. DR. Profesor Doktor Amien Rais. Kalau dia tidak lagi aktif di dunia kampus, maka gelar akademis profesornya hilang, jadi cukup dengan sebutan Doktor Profesor Doktor Amien Rais atau disingkat DR. Profesor Doktor Amien Rais.

Kalau dalam akte kelahiran hanya tertulis "Amien Rais", maka pihak kepolisian secara hukum cukup menuliskan nama Amien Rais dalam surat pemanggilan, tanpa embel-embel profesor doktor.

Secara administratif resmi, gelar profesor itu tidak melekat permanen pada seseorang yang pernah menyandang gelar tersebut. Gelar profesor bisa hilang ketika pensiun dan tidak lagi aktif di dunia pendidikan tinggi dan riset. 

Namun dalam realitasnya, masyarakat kita sering menyematkan sebutan profesor pada seseorang sampai kapan pun, dimanapun berada dan dalam situasi apapun orang tersebut.

Di satu sisi hal ini menjadi tanggungjawab moral bagi si Penyandang gelar tersebut di masyarakat, bahwa dia harus selalu bersikap bijak, serta layak dan pantas untuk jadi panutan masyarakat luas. 

Di sisi lain, penyematan gelar abadi itu justru jadi "kebohongan" yang membodohi masyarakat itu sendiri. Sayangnya, yang sering melakukan hal itu justru kalangan orang pintar.

---- 

referensi berita : kompas.com-1 , kompas.com-2 , tempo.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun