Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Susi Pudjiastuti dan Sri Mulyani Ikon Kartini "Zaman Now"

22 April 2018   05:39 Diperbarui: 22 April 2018   08:06 1068
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: akun twitter @Susi Pudjiastuti

Lalu, apakah bijak bila Ibu Susi yang pendidikannya rendah dilawankan dengan Ibu Sri Mulyani yang berpendidikan tinggi? Tentu saja tidak bijak, karena dalam konteks  perlawanan (perjuangan), lawan mereka adalah hegemoni dunia laki-laki, dan dunia kebebasan untuk menyatakan diri dan berperan aktif bagi kehidupan banyak orang. Atas perlawanan itulah Ibu Susi dan Ibu Sri Mulyani menjadi Ikon.  

sumber gambar : tribunews.com
sumber gambar : tribunews.com
Bila kemudian Ibu Susi dan Ibu Sri Mulyani dipaksakan beradu (saling berlawanan) maka mereka bukan lagi sebuah 'Ikon Perlawanan'. Pemaksaan "duel" itu merupakan kesia-sian, dan hanya sebuah "sesat pikir" ditengah pencarian sumber-sumber inspirasi untuk melakukan perlawanan berbagai ketimpangan realitas dunia. Jadi, jangan sampai ada pertanyaan ; "Mana hebat, Ibu Susi atau Ibu Sri Mulyani?" Ampuuun dijee, jangan pernah begitu ya, say..

Mari kita temukan pertanyaan lain. Tampilnya kedua perempuan hebat ini sebagai "Ikon Kartini Jaman Now" apakah sudah sesuai dengan garis pemikiran Kartini tentang perempuan Indonesia? 

Dalam perjuangan Kartini ada dua hal mendasar yakni ; Pendidikan bagi kaum perempuan, dan Kesetaraan kaum perempuan berkiprah bersama kaum laki-laki. Untuk lebih lengkapnya silahkan baca catatan Kartini di dalam "Habis Gelap Terbitlah Terang". 

Tampilnya Ibu Susi Pudjiastuti dan Ibu Sri Mulyani di dunia pemberitaan  hari Kartini bukan menjadikan hari Kartini milik mereka berdua. Pemilik hari Kartini adalah semua perempuan Indonesia. Sedangkan mereka berdua "hanya Ikonik perlawanan Jaman Now" bagi seluruh perempuan Indonesia. Fungsinya sebagai inspirasi.

Bagaimanapun, manusia butuh Ikon untuk memunculkan semangat dan menguatkan diri dalam perjuangan, seperti halnya seorang Kartini pada perjuangan perempuan Indonesia. 

Selamat Hari Kartini

---- 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun