Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Ketika Istri Memunggungi Suami di Tempat Tidur

8 Oktober 2015   10:21 Diperbarui: 8 Oktober 2015   11:25 1320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="sumber gambar ; http://cdn0-a.production.liputan6.static6.com/medias/669590/big/asleep_2883543b.jpg"][/caption]

Kenapa kau ketawa kayak orang waras, bro?

Haah ! Acama tak ketawa, Peeb. Aku teringat kemarin waktu makan di lapak bang Ucok, kudengar sekelompok orang ngakak-ngakak di sebelah mejaku Salah seorang ditertawakan kawan-kawannya. Gini katanya ; " Ahaaa...matilah kau ! Entar malam bakal tidur dipunggungi bini"

Lah, Joohn ? Tak masalah, kan? Ini jaman modern. Banyak variasi. Tak mesti hadap-hadapan. Dari belakang juga bisa, bro...

Kau ini sinting, Peb ! Tak punya piling so gut. Itu artinya istrinya marah sama si Suami. Mana bisa gituan. Tersumbat, tahu

Hah ? Tersumbat ? Emang bisa nyumbat, Joohn ?

Iyaaa, Peb...komunikasinya yang tersumbat. Dassssar  !

-------

Percakapan seperti itu bukan hanya sekali saya dengar, terutama saat kongkow entah di cafe, warung makan, kantin dan lapangan proyek. Tentu 'joke' ini selingi ketawa-ketiwi mereka yang membicarakannya.

Awalnya saya mengira itu cuma 'joke lokal'. Hanya berlaku di daerah saya. Tetapi ketika saya berada di Jakarta, Bandung, Palembang atau Yogya, hal seperti itu pun pernah saya dengar. Jadi, 'joke' tersebut ternyata sudah menasional ?

Joke ini hanya untuk orang yang sudah berkeluarga. Tentang relasi suami istri dalam rumah tangga. Dan yang namanya suami-istri tidur di satu kamar dan satu tempat tidur.

Bagi yang masih jomblo, Joke ini belum kebayang, namun cukuplah untuk menambah wawasan agar kelak yang menjadi istri tak bergaya punggung, yang jadi suami tak membuat istrinya bergaya punggung.

Saya bukanlah dokter ahli spesialis punggung, bukan perenang gaya punggung, dan bukan pula psikolog punggung (halah ! Emang ada, ya? Heu heu heu ) yang bisa berteori soal punggung istri. Saya hanya pengamat fenomena punggung heu heu heu...

Etika Memunggungi

Dalam etika di Indonesia, memunggungi orang lain secara sengaja dianggap sebagai sikap yang tidak hormat terhadap orang yang dipunggungi. Apalagi terhadap orang yang lebih tua. Kalau pun terpaksa harus memunggungi orang lain, maka biasanya orang yang memuggungi akan minta maaf terlebih dahulu.

Bila seorang istri sengaja memunggungi suaminya apakah dianggap tidak hormat suami ? Eh, nanti dulu, juragan. Ini pertanyaan ngeri-ngeri sedap. Jawabannya pun ngeri-ngeri sedap karena ini 'kasus khusus' yang berada di wilayah abu-abu setengah remang-remang. Mari kita simak.

Suami dan istri sejatinya adalah sepasang manusia yang hidup bersama dalam suka dan duka dalam untung dan malang, dalam kebahagiaan dan kesedihan dalam mengaungi bahtera rumah tangga. Keduanya berelasi secara lahir dan batin. Didalam relasi itu, mereka sudah saling mengenal dan terus menerus belajar mengenal satu sama lain sepanjang hidupnya. Salah satu kunci terbangunnya relasi itu adalah komunikasi.

Namun perjalanan relasi suami istri tidak selalu berjalan mulus. Ada waktunya 'mampet', tersendat sejenak karena berbagai faktor.

Ketika saluran komunikasi mampet, maka yang terjadi adalah 'konflik' dalam relasi. Penyebab awalnya bisa dari pihak Istri, bisa pula si Suami. Ada hal yang tak tuntas atau belum mencapai kesepahaman. Ada rasa kesal, marah, sebel, gondok, dan entah apalagi sebutannyanya.

Bibir dan Air Mata Perempuan

Ada 'joke nakal' yang mengatakan 'bibir perempuan itu bukan cuma satu, tapi dua'. Ini 'joke' orang dewasa. Sudah jadi rahasia umum soal bibir yang dimaksud. Karena rahasia, tak etis saya ungkap di sini. Ndak enak. Nanti saya dikata-katai ember. Padahal saya ini baskom. Heuheu...

Ada lagi 'joke' yang mengatakan 'senjata perempuan adalah air mata'. Bayangkan saja, kalau kaum laki-laki mendewakan senjata pistol karena nampak lebih gagah dan jantan, , sementara perempuan hanya dengan airmata ! Sungguh tak nyambung, kekuatannya pun tanpak tak sebanding. Tapi janga salah, pistol bisa macet karena airmata perempuan ! Tak perlu saya jelaskan secara detail, karena saya ini cuma baskom, bukan ember.

Kedua 'joke nakal' tadi berlaku umum. Baik bagi para jomblo maupun mantan jomblo. Mereka umumnya familiar atau bahkan mengalami dinamika joke tersebut dalam pergaulan sesama.

Joke 'berbibir banyak' maupun 'joke airmata' merupakan suatu bentuk 'mekanisme pertahanan' perempuan ketika menghadapi tekanan atau konflik, baik terhadap pasangannya maupun orang lain.

Pahami Sisi Emosi Perempuan

Dengan bibir, perempuan bisa 'ngomel' bak peluru untuk sesuatu yang sepele dimata laki-laki. Dengan 'airmata', perempuan mengurangi tekanan psikis yang dialami, sekaligus membuat laki-laki atau pihak lain yang memberi tekanan dalam konflik menjadi luluh atau macet pistolnya.

Sisi emosional perempuan lebih dominan mengemuka dan spontan ketika terjadi 'konflik' atau tekanan, atau ketidaksetujuan akan sesuatu. Spontanitas itu seolah tak bisa ditahan, dan tak bisa kompromi dengan waktu dan rasionalitas. Ini bisa dimaklumi. Konon kata para ahli, perempuan lebih mengandalkan perasaan dalam bertindak dibandingkan laki-laki. Hal itu ada plus dan minusnya sesuai kodratnya.

Kedua macam joke tersebut merupakan suatu bentuk komunikasi perempuan. Pada titik kritis misalnya menghadapi jalan buntu permasalahan/konflik, kemarahan, rasa kesal, atau ketidaksetujuan maka bentuk komunikasi itu mereka gunakan.

[caption caption="https://www.dokter.id/assets/images/berita/thumbs/_670x310/apa-kata-posisi-tidur-anda-tentang-hubungan-anda-dan-pasangan_670x310.jpg"]

[/caption]

Memunggungi Suami di Tempat Tidur

Ketika sudah berkeluarga, ternyata muncul joke baru dari bentuk komunikasi perempuan. Ketika marah, kesal, atau buntu dalam 'konflik' terhadap suami, maka perempuan/ istri melakukan manuver komunikasi unik, yakni tidur memunggungi suami secara sengaja. Ini merupakan suatu bentuk komunikasi 'bahasa tubuh' yang kasad mata.

Jangan melihat 'memunggungi' itu secara fisik semata. Namun dari gerakan memunggungi itu ada aura kemarahan (merajuk? Heu heu heu) si Istri.yang harus dirasakan sang Suami. Bisa jadi aksi punggung tersebut bermula dari hal yang kecil dan tampak sepele yang tak terkomunikasikan secara tuntas antar suami-istri. misalnya Si Suami pulang larut malam tanpa pemberitahuan, lupa ulang tahun atau hari bersejarah, merasa dicuekin beberapa hari belakang akibat kesibukan, lupa membelikan martabak saat pulang, dan lain-lIn sampai masalah yang berat misalnya tak mau mengangkat lemari atau kulkas (barang-barang itu berat, kan ? Aha ha ha ha !)

Cara Menghadapi Aksi Punggung Istri

Setiap pasangan punya 'keyword' untuk menghadapi segala situasi masing-masing pasangan. Karena sudah lama saling mengenal, dan terus belajar mengenali, maka aksi punggung itu telah menjadi bagian kurikulum pembelajaran. Tinggal bagaimana sang suami melaksanakn setiap modul yang didapatkanya dari pengalaman berinteraksi selama ini.

Ada beberapa cara umum yang bisa dilakukan saat dipunggungi, misalnya ;
- Saat memunggungi, sang istri biasanya pura-pura tidur atau justru sambil menangis. Dia tidak dalam posisi altif berbicara (aksi bibir) melainkan 'sedang ingin mendengar...(dan mungkin ingin di sentuh...eeeeh !). Pada saat itu, walau dengan menatap langit-langit kamar sang suami bisa bicara secara sabar, runtut dan sedikit merayu. Untuk menurunkan aura marah atau kesal sang Istri. Kalau perlu disertai joke-joke lucu ! Heu heu heu...

- Saat dipunggungi sebaiknya jangan balas memunggungi, karena komunikasi tak terjalin. Masalah pun tak akan selesai. Tak enak dan tak bermanfaat bila punggung ketemu punggung. Ha ha ha !

- Saat dipunggungi, peluklah dengan lembut dari belakang sambil berbicara perlahan. Bisa jadi saat pertama disentuh tangan suami justru di tepis. Tapi jangan putus asa, lakukan berulang sambil bicara sesuatu yang menenangkan hatinya. Kata bu guru, jangan mudah putus asa, bila gagal ulangi terus sampai berhasil. Kata kakak pembina pramuka 'pantang putus asa' untuk menjadi pemimpin !

Masih banyak cara menghadapi aksi punggung sang istri. Masing-masing pasangan punya dinamika tersendiri yang bisa digunakan sesuai 'keyword' dan 'password' yang sudah didapat selama proses belajar yang terus menerus mengenal pasangannya selama ini.

Tak perlu secara detail saya uraikan di sini, karena saya bukan ember melainkan baskom ! Heuheu...

Nah, bagi Kompasianer atau pembaca Kompasiana yang sudah berkeluaga semoga artikel ini bisa dijadikan refleksi yang bermangfaat. Untuk yang masih Jomblo bisa untuk menambah wawasan soal punggung calon istri anda...eeee...eeh !

Tertanda
Pebrianov
(pengamat dunia punggung)

--------

Lounge Panghegar Hotel, Bandung7/10/2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun