Pengendara motor tewas di tempat. Korban tergencet dibawah kolong bus. Sementara kaca bus pecah, bagian depan penyok, dan sopir bus melarikan diri.
Korban seorang wanita, pelajar SMU 501 dilihat dari seragam yang digunakan dan tas sekolahnya yang berlogo SMU 501. Akibat kecelakaan itu kepalanya pecah, gumpalan otak dan darah berceceran dibawah kolong bus Kopaja, dst.
Â
-Bila anda menulis kecelakaan itu berdasarkan pemikiran anda dari sudut pandang tertentu, misalnya kelalaian berlalu lintas maka tulisan anda termasuk jenis Opini.
Contoh :
Kita tak tahu kapan ajal menjemput dan dengan cara apa terjadi. Kecelakaan tragis di Jalan Sudirman tadi pagi merenggut nyawa seorang pelaja SMU. Kejadian itu telah memberi pelajaran kita semua untuk hati-hati berkendara. Hal yang utama adalah selalu memperhatikan rambu-rambu lalulintas dan pakailah helm secara benar. Kita memang tak  tahu kapan ajal tiba, tapi setidaknya hal-hal yang berbahaya bagi jiwa bisa sejak awal kita antisipasi, dst...
Â
-Bila anda setelah melihat kecelakaan itu anda menulis puisi tentang kematian dan lalu lintas dengan kalimat-kalimat metaphora, penuh kiasan, tanpa menyebut obyek korban, kejadian, dan tempat secara jelas, maka kemungkinan tulisan anda adalah fiksi berupa puisi.
Contohnya:
Jalur hitam berhias garis-garis putih
Harusnya, ada bijak di sajikannya. Seperti pahlawan yang tersematkan di namanya.
Hitam adalah bijak
Putih adalah tuntunan
Mata tak pernah bohong padanya