Mohon tunggu...
Peb
Peb Mohon Tunggu... Arsitek - Pembaca yang khusyuk dan penulis picisan. Dulu bercita-cita jadi Spiderman, tapi tak dibolehkan emak

Bersukarialah dengan huruf, kata dan kalimat. Namun jangan ambil yang jadi milik Tuhan, dan berikanlah yang jadi hak kaisar.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sulitnya Jadi Orang Pintar di Negeri Ini

14 Februari 2015   15:54 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:12 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya itu baru benar-benar sadar Korupsi saat masa kuliah dan makin paham setelah media bebas dari kekangan rezim otoriter, kemudian secara masif saban hari memberitakan korupsi negeri.

Bahwa korupsi itu tidak baik membuat Saya 'dipaksa' benci korupsi. Apalagi kalau jumlahnya besar dan Saya samasekali tidak kebagian duitnya. iiih, benci aku !

Padahal di keseharian saya ini koruptor juga. Tahu bahwa republik ini semua bisa diatur dengan uang, saya pun juga berpartisipasi karena tak mau susah sendiri menghadapi belantar regulasi, birokrasi dan aparat hukum.

Negeri ini 'memberi kemudahan dengan cara lain' dan sudah berlaku umum di belakang meja, dibalik pintu dan bahkan di atas kasur dalam selimut.

[caption id="attachment_368777" align="aligncenter" width="560" caption="gambar ; https://partawinata.files.wordpress.com/2011/12/kekuasaan-politik-smilingchen-blogspot-com_.jpg"]

1423878450724667692
1423878450724667692
[/caption]

Tentu saja sangat sayang bila situasi itu disia-siakan. Sangat 'tidak etis' menolak kemudahan negeri ini, bukan? Seperti penggalan lagu 'Hallo'-nya Leonel Richie "We Play the Game what the People Play"...walau sayup-sayup sering bentrok dengan penggalan syair lagu 'Masquerade'-nya Jon Scada "..Are You realy happy with the lonely game we play...". Sungguh aneh !

Semua itu Saya lakukan setelah lepas dari dunia kampus dan harus hidup dalam realitas yang keras. Saya harus jadi orang berhasil, malu kalau gagal karenadikenal sebagai orang pintar. Kalau tak berhasil jadi orang kaya, apa kata dunia? Malu dong sama semut merah, eh hitam!

Saya pun kemudian menjadi tokoh penting negeri ini, orang mengenal Saya sosok 'idealis'. Sering jadi pembicara dari satu panggung seminar ke seminar lainnya. Memberikan pencerahan bagi banyak orang. Membongkar ketololan dan kecurangan. Wajah dan kiprah hebat Saya pun jadi akrab di lapak media.

Tapi sebenarnya, disamping semua itu juga Saya diam-diam penyuka mars perjuangan; "Maju tak gentar membela yang Bayar"

[caption id="attachment_368778" align="aligncenter" width="495" caption="gambar : http://2.bp.blogspot.com/-v8s5iyOm-YM/UtihfquMsMI/"]

1423878582905694567
1423878582905694567
[/caption]

Disela tugas pokok jadi petinggi, jadwal syuting media tiv, seminar, entertaimen, dan sejenisnya sangat padat. Seantero negeri pun tahu siapa Saya. Apalagi hanya sekedar Kompasiana. Huuuh !! kagak ade ape-apenye, cing !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun