Mohon tunggu...
Pebrianita sinaga
Pebrianita sinaga Mohon Tunggu... Guru - Guru SMA

Guru Fisika yang gemar berkebun

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice pada Materi Tekanan Hidrostatis

24 November 2023   20:54 Diperbarui: 24 November 2023   20:56 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PESERTA DIDIK MENYELESAIKAN SOAL-SOAL HOTS MENGGUNAKAN MODEL DISCOVERY LEARNING PADA TEKANAN HIROSTATIS DI SMA NEGERI 2 MERANGIN 

Disusun oleh :

Nama: PEBRIANITA

NIM : 2306505010378

Kelas : 003 Kelompok 3

 

 

 PROGRAM PPG DALJAB KATEGORI II

PROGRAM STUDI FISIKA

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

TAHUN 2023

 

 

 

Laporan Best Practice

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

STAR mencakup hal-hal di bawah ini.

Lokasi

SMA Negeri 2 Merangin

Jalan. Ibrahim Sajo, Kecamatan. Tabir, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi

Kode Pos. 37353

Lingkup Pendidikan

Sekolah Menengah Atas

Tujuan Yang Ingin di capai

Upaya meningkatkan kemampuan peserta didik menyelesaikan soal-soal HOTS menggunakan model discovery Learning pada Tekanan Hidrostatis di SMA Negeri 2 Merangin

Penulis

PEBRIANITA

Tanggal

24 NOVEMBER 2023

Situasi

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah: mengapa best practice (praktik baik) ini penting dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab mahasiswa PPG Daljab.

Kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) dipandang sebagai aspek penting dalam proses pembelajaran. Kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS) dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk bersaing pada  jenjang pendidikan lebih tinggi serta menyiapkan peserta didik untuk bersaing di masa depan. (Asphar, Hidayat, & Suryana, 2021). Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS) merupakan kemampuan peserta didik dalam menginterpretasikan pengetahuannya dalam menyelesaikan suatu permasalahan melalui proses analisis, evaluasi hingga menciptakan ide dari permasalahan yang di sajikan. Kajian ini memiliki tujuan untuk mengidentifikasi pengembangan instrumen penilaian kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS).

Menurut Eka Desiriah dan Woro Setyarsih 

https://journal.ummat.ac.id/index.php/orbita/article/view/4436 

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah atau alasan dilakukannnya praktik baik pembelajaran ini adalah :

Peserta didik belum memahami materi dalam menyelesaikan soal-soal hots yang diberikan oleh guru pada saat proses pembelajaran fisika pada materi Tekanan Hidrostatis dan peserta didik cenderung dengan bentuk soal MOTS dan LOTS

Guru belum menguasai berbagai karakteristik model pembelajaran inovatif.

Kemampuan guru dalam mengajar mempengaruhi kualitas pembelajaran di kelas

Keterbatasan dalam penggunaan media pembelajaran

Menurut Cooney ( 2003) dalam sebuah artikel Lailli Ma'atus Sholekah.

https://www.academia.edu/download/76122894/pdf_4.pdf

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis menentukan solusi yang relevan untuk segera dilaksanakan yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning

Praktik pembelajaran ini sangat penting untuk dibagikan karena:

Latar belakang masalah yang penulis alami di sekolah tempat bertugas merupakan kondisi yang sama juga dialami oleh rekan guru yang lain. Berdasarkan akar penyebab masalah peserta didik dalam menyelesaikan soal dengan kognitif HOTS yaitu Kurangnya pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran dikarenakan peserta didik tidak memahami materi atau soal dengan baik, peserta didik akan lebih cenderung menjadi emosi dan kehilangan konsentrasi pada proses pembelajaran.

Peran dan tanggung jawab penulis dalam praktik pembelajaran adalah:

Menyusun rancangan pembelajaran yang kreatif dan inovatif

Mempersiapkan pendukung pembelajaran yang dibutuhkan sehingga peserta didik akan mampu dalam menyelesaikan soal-soal HOTS dengan menerapakan Model Discovery Learning dengan LKPD yang menarik

Melaksanakan pembelajaran secara utuh dan efektif yang sesuai dengan solusi yang sudah ditentukan yaitu dengan penerapan model pembelajaran inivatif Discovery Laerning.

Tantangan

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut, siapa saja yang terlibat.

Tantangan :

Setelah dilakukan pengamatan/observasi, faktor penyebab peserta didik kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal hots adalah :

Pemahaman peserta didik dalam menerjemahkan tujuan dari pertanyaan yang terdapat pada soal level kognitif HOTS rendah

Penerapan rumus masih keliru

Peserta didik tidak terbiasa menggunakan proses penemuan sendiri secara langsung untuk mengembangkan pemahaman tentang konsep yang dipelajari

Analisis tinggi yang diperlukan dalam penyelesaian masalah dengan level kognitif HOTS masih rendah

Berdasarkan hasil analisis terhadap penyebab masalah yang terpilih, tantangan yang dihadapi untuk mencapai tujuan tersebut adalah:

Pemanfaatan ruang kelas yang mendukung pembelajaran tidak maksimal

Kemampuan prasyarat siswa terhadap materi pelajaran masih rendah

Koneksi internet yang tidak stabil, karena kondisi kelas yang digunakan jauh dari jangkauan wifi sekolah

Pemanfaatan teknologi dalam persiapan pembelajaran terhambat karena kurang persiapan

Berdasarkan tantangan di atas dapat disimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi melibatkan peran guru dalam hal kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi pedagogik dan kompetensi professional, sementara dari peserta didik yaitu untuk meningkatkan pemahaman konsep sehingga peserta didik dapat terbiasa menyelesaikan soal-soal Hots

Dalam penyelesaian tantangan yang dihadapi, pihak yang terlibat dalam langkah ini adalah:

Guru sebagai pengamat

Peserta didik sebagai subjek pengamatan

Rekansejawatdankepalasekolahsebagai observer pada pelaksanaan pembelajaran

Guru pamong dan Dosen Pembimbing sebagai  pengarah dan pembimbing

Pihak yang membantu dalam proses perekaman pelaksanaan pembelajaran.

Dari semua pihak yang terlibat dalam langkah ini, penulis memahami perlu adanya kolaborasi yang dilakukan agar tantangan yang ada dapat terselesaikan

 

Aksi

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut, strategi apa yang digunakan, bagaimana prosesnya, apa saja sumber daya/materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi tersebut.

 garis besar, ada 3 langkah utama yang dilakukan penulis untuk menghadapi tantangan tersebut adalahAksi :

Secara garis besar, ada 3 langkah utama yang dilakukan penulis untuk menghadapi tantangan tersebut adalah

Penyusunan perangkat pembelajaran

Strategi yang dapat diterapkan untuk pembiasaan peserta didik dalam menyelesaikan soal-soal HOTS adalah dengan pemberian ransangan berupa pertanyaan yang dapat memicu peserta didik untuk membangkitkan rasa ingin tahu dan memotivasi, kemudian dilanjutkan dengan pertanyaan identifikasi masalah sehingga peserta didik diberi kebebasan menentukan fokus permasalahanya yang menumbuhkan  berpikir tingkat tinggi. 

Proses pembuatan perangkat pembelajaran harus menjadikan siswa sebagai pusat setiap kegiatan pembelajaran. Aktivitas belajar yang melibatkan pemberian rangsangan, identifikasi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, pembuktian dan menarik keseimpulan.

  Pihak yang terlibat dalam penyusunan perangkat pembelajaran adalah dosen pembimbing    dan     guru     pamong dalam mengarahkan serta membimbing saya agar perangkat pembelajaran dapat sesuai dengan akar masalah yang terpilih sehingga mampu mewujudkan pembelajaran bermakna bagi siswa. Peran rekan sejawat dan kepala sekolah juga pakar memiliki andil besar, karena berdasarkan masukan, saran dan praktik baik yang sudah dibagikan memberikan gambaran lebih jelas mengenai perangkat pembelajaran yang disusun menjadi ideal untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas.

d. Sumber daya yang dibutuhkan antara lain pemahaman guru untuk merancang perangkat pembelajaran yang sesuai , Pengadaan media yang menarik dan interaktif, dan kreatifitas guru dalam merancang kegiatan-kegiatan pembelajaran.

Pemilihan model pembelajaran

Strategi yang digunakan dalam memilih model pembelajaran adalah dengan menyesuaikan karakteristik materi, memperhatikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, menyesuaikan dengan karakter siswa di kelas dan sarana prasarana yang mendukung.

Proses pemilihan model pembelajaran dilakukan dengan cara mempelajari model- model pembelajaran inovatif berdasarkan kajian literatur dan wawancara di lapangan, memahami karakteristik materi yang akan diajarkan dan tujuan yang akan dicapai, menyesuaikan pada karakteristik siswa agar memudahkan pencapaian tujuan dan   mempelajari materi yang ada pada sumber belajar.

Pihak yang terlibat dalam pemilihan model pembelajaran adalah dosen pembimbing dan guru pamong yang memberikan saran serta masukan mengenai model pembelajaran inovatif yang sesuai. Taman sejawat dan kepala sekolah dan pakar sebagai role model serta sumber informasi mengenai ketepatan pemilihan model dengan karakteristik siswa dan karakteristik materi. Sumber daya yang dibutuhkan adalah pemahaman guru terhadap materi ajar, kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran  Discovery Learning, dan pemahaman guru dalam mengoptimalkan model pembelajaran dengan menyesuaikan karakter siswa.

Sumber daya yang dibutuhkan adalah pemahaman guru terhadap materi ajar, kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran Discovery Learning, dan pemahaman guru dalam mengoptimalkan model pembelajaran dengan menyesuaikan karakter siswa.

 

Pemilihan Media Pembelajaran

Strategi yang dilakukan adalah dengan memilih media yang sesuai dengan karakter siswa dan karakteristik materi. Disini saya memilih menggunakan LKPD dengan    penggunaan yang mudah dan   menarik.

Pihak yang terlibat dalam pemilihan media pembelajaran adalah dosen pembimbing dan guru pamong yang memberikan saran serta masukan mengenai media pembelajaran yang sesuai. Rekan sejawat dan kepala sekolah dan pakar sebagai role model serta sumber informasi mengenai ketepatan pemilihan media dengan karakteristik siswa dan karakteristik materi.

Sumber daya yang diperlukan antara lain Laptop, handphone, internet, aplikasi microsoft power point, LKPD, kertas, printer, proyektor, spidol, penghapus, papan tulis

Refleksi

Refeleksi hasil : bagaimana dampak dari aksi terhadap langkah-langkah yang dilakukan, apakah hasilnya efektif/tidak, mengapa dan bagaimana respon siswa terkait strategi yang dilakukan, apa yang menjadi faktor keberhasilan/ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan.

Refleksi Hasil dan dampak Dampak

Dampak dari penerapan model pembelajaran Discovery Learning (DL) terhadap kemampuan penyelesaian soal-soal HOTS menunjukkan hasil yang efektif, dibuktikan dengan :

Pemilihan model pembelajaran yang inovatif dengan menerapkan model Discovery Learning (DL) meningkatkan kebiasaan peserta didik   di   kelas   dalam   berpikir   kritis   dalam mencari, menemukan, dan memahami konsep pembelajaran sendiri. Dengan menggunakan model DL ini peserta didik lebih memahami soal-soal dengan level kognitif HOTS dibandingkan menggunakan model pembelajaran konvensional terlihat dari indikator pencapaian kompetensi yang hasilnya meningkat daripada sebelum menggunakan model DL.

Penggunaan media pembelajaran membantu meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam menyelesaikan soal dengan level kognitif HOTS. Diakhir pembelajaran peserta didik diberikan LKPD sebagai bahan penguatan dalam memahami dan menyelesaikan soal-soal.

Respon kepala sekolah dan teman sejawat terhadap pembelajaran sangat baik dan antusias. Sedangkan respon siswa terhadap pembelajaran dapat terlihat dari hasil refleksi yang sudah dilaksanakan, siswa merasa senang dan menjadi lebih kritis dalam berpikir dan media yang digunakan juga menarik perhatian serta meningkatkan fokus siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran yang dilakukan.

Faktor keberhasilan dalam pembelajaran ini adalah banyaknya andil dan dukungan dari berbagai pihak sehingga masalah yang timbul dapat teratasi. Sedangkan untuk faktor penghambatnya adalah jaringan internet yang terkadang signalnya mengalami gangguan.

Berdasarkan hasil observasi yang sudah dilakukan, menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan sudah meningkatkan hasil belajar rata-rata peserta didik yang mendapatkan nilai 88,18 melebihi capaian KKM 75 atau keberhasilan belajar sebesar 95,45%  dalam menyelesaikan soal dengan level kognitif HOTS dan dibuktikan dengan aktivitas siswa yang berpikir kritis dalam mengidentifikasi dan menemukan sendiri masalah serta aktif bekerjasama selama pembelajaran.

Daftar Pustaka 

Rezi Ariawan dkk ( 2022) http://altifani.org/index.php/altifani/article/view/207 

Cooney ( 2003) dalam sebuah artikel Lailli Ma'atus Sholekah

https://www.academia.edu/download/76122894/pdf_4.pdf

 

Hidayat, Imam.(2020) https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/kp/article/view/9030/4553

 

Tirta Linda 2018 (dalam Mubarokah, 2017)

https://ojs.unm.ac.id/semnasbio/article/viewFile/10649/6262 

Novehasanah (2016) https://novehasanah.blogspot.com/2016/06/kelebihan-kekurangan-discovery-learning.html 

Menurut Eka Desiriah dan Woro Setyarsih 

https://journal.ummat.ac.id/index.php/orbita/article/view/4436 

Menurut Okta Alpindi dkk (2022) https://ojs.fkip.ummetro.ac.id/index.php/fisika/article/view/4297 

Menurut Rinda Purwo Saputro (2017)  https://journal.unesa.ac.id/index.php/jpps/article/view/475 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun