Mohon tunggu...
Pebi Shoffal Ula Salsabila
Pebi Shoffal Ula Salsabila Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Politik

“You can teach a student a lesson for a day; but if you can teach him to learn by creating curiosity, he will continue the learning process as long as he lives.” –Clay P. Bedford

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Gemoy, Kampanye Prabowo-Gibran Membuka Globalisasi Baru Pemilu Indonesia

12 Desember 2023   13:37 Diperbarui: 6 Februari 2024   20:35 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Selain elektabilitas yang meningkat, baliho "gemoy" membuat fenomena lain yang dilakukan oleh warga negara.  Prabowo Subianto menceritakan pengalamannya dicubit ibu-ibu atau emak-emak saat turun ke tengah masyarakat. Momen tersebut, diungkapkannya merupakan imbas dari fenomena "gemoy", namun dianggap menyenangkan.

"Emak-emak itu kalau sudah pegang tidak mau dilepas, apalagi sekarang ada fenomena gemoy-gemoy, ada emak-emak yang cubit pipi saya, sakit lagi," kata Prabowo dalam Konsolidasi Tim Pemenangan Prabowo-Gibran di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor pada Minggu (10/12), seperti dikutip Antara.

Namun, perlu dipertanyakan mengapa Prabowo mengakui peristiwa tersebut menyenangkan.
"Inilah demokrasi, rakyat ingin menyentuh pemimpin-pemimpinnya, saya merasa bahagia, saya tidak merasa tua kalau di tengah rakyat," ungkap Prabowo.

"Gemoy" Adalah Usulan Strategi dari Prabowo?

Melihat respon Prabowo, kampanye pemilu di Indonesia seolah memiliki citra rasa baru. Alih-alih membuat dirinya berwibawa dan tegas seperti dua pilpres sebelumnya, menjelang 2024 nanti justru dihebohkan dengan sebutan "gemoy".

Peralihan citra Prabowo menjadi hal krusial karena selain branding "gemoy", Prabowo juga bertingkah gemoy saat merespons Ibu-Ibu yang mencubitnya.

Fenomena ini dapat dianggap memilki implikasi terhadap demokrasi Indonesia karena bisa membuat transisi demokrasi ke arah ideologi yang lain. Bukan pada kampanye yang memasarkan setiap paslon oleh koalisi partainya masing-masing, namun berkaitan pada dampak yang akan terjadi di pemilu serentak tahun 2024 nanti.

Di sisi lain, Ketua Umum Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Prabowo-Gibran, Anggawira mengkonfirmasi bahwa fenomena "gemoy" merupakan bagian dari kampanye kreatif Prabowo-Gibran yang terus hadirkan kampanye yang santun dan positif.

"Ya ini salah satu konsep dan komitmen bersama. Kita sering diserang, difitnah sesuai arahan Pak Prabowo-Gibran kita senyumin aja dan tetap tenang bekerja hadirkan program terbaik untuk masyarakat," ujar Anggawira dalam keterangan tertulis, Jumat (24/11/2023).

Elektabilitas Prabowo-Gibran menjadi hal pertama yang dapat memantau efektivitas dari strategi kampanye "gemoy" ini. Karena ini menjadi pilpres ketiga bagi Prabowo, bukan hal yang mudah untuk menjadikan konsep "gemoy" menjadi kampanye utama Koalisi Indonesia Maju.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun