Selain elektabilitas yang meningkat, baliho "gemoy" membuat fenomena lain yang dilakukan oleh warga negara. Prabowo Subianto menceritakan pengalamannya dicubit ibu-ibu atau emak-emak saat turun ke tengah masyarakat. Momen tersebut, diungkapkannya merupakan imbas dari fenomena "gemoy", namun dianggap menyenangkan.
"Emak-emak itu kalau sudah pegang tidak mau dilepas, apalagi sekarang ada fenomena gemoy-gemoy, ada emak-emak yang cubit pipi saya, sakit lagi," kata Prabowo dalam Konsolidasi Tim Pemenangan Prabowo-Gibran di Sentul International Convention Center (SICC), Bogor pada Minggu (10/12), seperti dikutip Antara.
Namun, perlu dipertanyakan mengapa Prabowo mengakui peristiwa tersebut menyenangkan.
"Inilah demokrasi, rakyat ingin menyentuh pemimpin-pemimpinnya, saya merasa bahagia, saya tidak merasa tua kalau di tengah rakyat," ungkap Prabowo.
"Gemoy" Adalah Usulan Strategi dari Prabowo?
Melihat respon Prabowo, kampanye pemilu di Indonesia seolah memiliki citra rasa baru. Alih-alih membuat dirinya berwibawa dan tegas seperti dua pilpres sebelumnya, menjelang 2024 nanti justru dihebohkan dengan sebutan "gemoy".
Peralihan citra Prabowo menjadi hal krusial karena selain branding "gemoy", Prabowo juga bertingkah gemoy saat merespons Ibu-Ibu yang mencubitnya.
Fenomena ini dapat dianggap memilki implikasi terhadap demokrasi Indonesia karena bisa membuat transisi demokrasi ke arah ideologi yang lain. Bukan pada kampanye yang memasarkan setiap paslon oleh koalisi partainya masing-masing, namun berkaitan pada dampak yang akan terjadi di pemilu serentak tahun 2024 nanti.
Di sisi lain, Ketua Umum Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) Prabowo-Gibran, Anggawira mengkonfirmasi bahwa fenomena "gemoy" merupakan bagian dari kampanye kreatif Prabowo-Gibran yang terus hadirkan kampanye yang santun dan positif.
"Ya ini salah satu konsep dan komitmen bersama. Kita sering diserang, difitnah sesuai arahan Pak Prabowo-Gibran kita senyumin aja dan tetap tenang bekerja hadirkan program terbaik untuk masyarakat," ujar Anggawira dalam keterangan tertulis, Jumat (24/11/2023).
Elektabilitas Prabowo-Gibran menjadi hal pertama yang dapat memantau efektivitas dari strategi kampanye "gemoy" ini. Karena ini menjadi pilpres ketiga bagi Prabowo, bukan hal yang mudah untuk menjadikan konsep "gemoy" menjadi kampanye utama Koalisi Indonesia Maju.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI