Mohon tunggu...
Pebi Shoffal Ula Salsabila
Pebi Shoffal Ula Salsabila Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Politik

“You can teach a student a lesson for a day; but if you can teach him to learn by creating curiosity, he will continue the learning process as long as he lives.” –Clay P. Bedford

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Gemoy, Kampanye Prabowo-Gibran Membuka Globalisasi Baru Pemilu Indonesia

12 Desember 2023   13:37 Diperbarui: 6 Februari 2024   20:35 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Tahun 2024 nanti, sudah bisa kita lihat hari di tanggal pertamanya. Bahkan untuk penetapan pesta demokrasi Indonesia sudah diketahui harinya. Pemilihan Umum (pemilu) Indonesia sudah memasuki masa kampanye dari tanggal 28 November 2023 sampai 10 Februari 2024. Kampanye menjadi awal perjuangan dari persiapan partai politik, koalisi Partai, dan masing-masing Calon Presiden (Capres) & Calon Wakil Presiden (cawapres), serta semua Calon Anggota Legislatif (Caleg) yang sudah ditetapkan dalam Daftar Calon Tetap (DCT) oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk memperkenalkan dan menunjukan kelayakan sebagai wakil rakyat.

Pada kampanye pemilu 2024, ada yang menarik dari gaya kampanye salah satu Capres dan Cawapres. Konsekuensi dari globalisasi sangat terlihat pada baliho atau spanduk yang memajangkan wajah dan slogan pasangan calon (paslon). Konsep globalisasi kini menyingkap sekaligus mengelaborasi proses transformasi strategi yang berlangsung pada kampanye pemilihan presiden (pilpres) 2024, dengan konsekuensi kemampuan berpolitik demokrasi dalam mengintegrasikan dirinya dengan praktik modernisasi.

Konsekuensi logis yang dapat dilihat adalah tuntutan integrasi dengan gagasan globalisasi yakni terkait dengan sejauh mana kapasitas integratif sebuah sistem politik mampu berelasi secara efektif dengan skenario politik modern, seperti gaya komunikasi politik dan sosialisasi politik, format pertumbuhan ekonomi, desain urbanisasi, pendidikan dan ketenagakerjaan serta aspek-aspek penting lain dalam kehidupan negara. Konsekuensi tersebut terpajang jelas pada baliho yang disebut fenomena "Gemoy".

Di hari pertama kampanye, salah satu baliho yang paling menyita perhatian adalah milik capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Secara visual baliho paslon nomor urut 2 menjadi sejarah baru bagi kampanye pemilu di Indonesia. Baliho "gemoy" itu menggambarkan sosok Prabowo dan Gibran berwajah kartun dengan memanfaatkan teknologi Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Dikatakan sejarah baru karena sangat berbeda dengan baliho capres-cawapres lain dan sebelumnya. Baliho "gemoy" ini terpasang di sepanjang Jalan daerah Pakisaji hingga Kepanjen, Kabupaten Malang.

Pandangan modernisasi bukan hanya terlihat dari visualnya, namun juga dari slogan yang memberi kesan frasa "zaman now". Seperti "Diremehin, Dihujat, Difitnah. Disenyumin aja", "Presidenku Gemoy", dan lain-lain. Hal tersebut sangat melonjak drastis daripada gaya kampanye dua paslon lain pada nomor urut 1 dan 3. Bahkan, kampanye yang digunakan Prabowo-Gibran ini menggencarkan masyarakat dengan memanggil Prabowo "gemoy".

Pada implikasinya, pengaruh yang digunakan pada kampanye Prabowo-Gibran, lebih berdampak pada Prabowo. Kemungkinan yang mempengaruhi adalah efek AI yang diberikan itu lebih cocok dengan Prabowo untuk disebut Gemoy.

Hal tersebut juga memberi dampak cukup bagus untuk elektabilitas paslon nomor urut dua ini. Tercatat oleh 3 lembaga survei yang memberi hasil bahwa elektabilitas Prabowo-Gibran lebih unggul dari pada Anies-Imin dan Ganjar-Mahfud.


Hasil survei Political Statistics (8 Desember 2023):
-Prabowo Subianto-Gibran: 43,5%
-Ganjar Pranowo-Mahfud: 27,2%
-Anies Baswedan-Muhaimin: 25,8%
Tidak tahu/tidak jawab: 3,5%


Hasil survei Indikator Politik Indonesia (9 Desember 2023):
-Prabowo-Gibran: 45,8 Persen
-Ganjar-Mahfud: 25,6 persen
-Anies-Cak Imin: 22,8 persen
Tidak tahu/tidak jawab: 5,8 persen


Hasil survei Lembaga Survei Indonesia (LSI) (10 Desember 2023):
-Prabowo Subianto-Gibran: 45,6%
-Ganjar Pranowo-Mahfud: 23,8%
-Anies Baswedan-Muhaimin: 22,3%
Tidak tahu/tidak jawab: 8,3%

Namun, tidak bisa dikatakan secara pasti jika strategi kampanye "gemoy" yang meningkatkan elektabilitas Prabowo-Gibran. Perlu diperhatikan bahwa hal yang menjadi titik dasar strategi kampanye Prabowo-Gibran menjadi sinkronisasi demokrasi dengan globalisasi. Konsep yang kekinian menjadi pembeda dari setiap panduk dan sebutan untuk calon presiden Prabowo Subianto. Akankah Prabowo di Pemilu 2024 yang menjadi pencalonannya yang ketiga kali membuahkan hasil yang menang?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun