2. Ciri kedua adakah pada saham gorengan, pergerakan keuntungan seringkali tidak sesuai dengan kinerja fundamental perusahaan tersebut. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa bandar saham yang menggerakkan harga tersebut sehingga harga saham menjadi naik dan turun secara drastis hingga mencapai batas auto reject bursa. Investor yang sudah terlanjur membeli saham, sudah pasti masuk ke dalam jebakan bandar saham tersebut.
3. Ciri ketiga Pada saham gorengan umumnya memiliki kapitalisasi pasar yang tergolong kecil, biasanya di bawah Rp 1 Triliun. Jika saham tersebut memiliki nilai pasar yang kecil, maka bandar saham pun bisa dengan mudah memainkan harganya atau menguasai supply-nya, sehingga harga bisa naik dan turun secara drastis.
4.Ciri selanjutnya yaitu berasal dari Saham Lapis Tiga. Saham lapis tiga adalah saham yang memiliki kapitalisasi di bawah Rp 500 miliar dan harga saham per lembarnya juga rata-rata memiliki harga yang relatif murah, seperti Rp 50 hingga Rp 100 perak per lembar. Hal tersebut akan membuat para investor berlomba-lomba untuk memborong saham tersebut dengan harga yang tinggi untuk mendapatkan return yang besar.
Bagaimana cara menghindari Saham Gorengan
1. Pantau Pergerakan Saham
Jika Anda tetap tertarik ingin membeli saham sejenis ini, sangat wajib untuk terus memantau pergerakan harganya. Pergerakan saham gorengan yang cepat, jika luput sedikit dapat mengakibatkan kerugian yang sangat dalam.
2. Pelajari Analisis Bandarlogi
Analisis bandarmologi adalah metode analisis saham yang menganalisis pelaku jual beli saham. Metode ini dipakai untuk mendeteksi keberadaan bandar saham di bursa. Bandar saham selalu membeli dalam jumlah besar, yang disebut sebagai akumulasi. Saat menjualnya, bandar juga akan menjualnya dalam jumlah besar atau yang disebut distribusi. Karena itu penting untuk mempelajari pergerakannya ketika membeli saham gorengan.
3. Pilih Investasi yang Jelas
Pilihlah investasi yang jelas dan transparan. Dengan kecanggihan teknologi, Model bisnis ini memungkinkan masyarakat luas untuk dapat membiayai individu atau bisnis melalui layanan keuangan berbasis online. Investor dapat memilih bisnis atau individu mana yang ingin dibiayai. Investor pun akan mendapatkan keuntungan darinya.
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) buka-bukaan soal “Saham Gorengan”. Manajemen BEI mengumungkan bahwa pada tahun 2019 ada 41 saham yang diduga terindikasi sebagai saham gorengan dengan nilai rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) sebesar 8,3 persen dari RNTH 2019 sebesar Rp9,1 triliun.