hanya untuk pamit?
Sepagi inikah kau menghampiriÂ
lalu terdiam dan hanya matamu yang berlinang air mata.
Sepagi inikah kau pergiÂ
Sedang anak-anakmuÂ
masih merindu buah dadamu?
Sepagi inikah kau buat
semua pemilik mata harus berkaca-kaca menyaksikan kisah hidupmu?
Tapi kami juga terlalu pagi untuk menyalahkan kehendak Semesta.
Toh Dia yang Empunya dirimu.
Dan kita hanyalah debu di alas kaki-Nya.
Malaka, 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!