Tahun 1995 Masehi, karena baik bangsa Yahudi-Israel dan bangsa Arab-Palestina telah lelah berperang. Dimulailah perjanjian Oslo antara bangsa Yahudi-Israel dengan bangsa Arab-Palestina, ditengahi oleh bangsa Amerika. Hasil dari perjanjian oslo ini adalah:
1. Bangsa Arab-Palestina mengakui kemerdekaan bangsa Yahudi-Israel, bangsa Yahudi-Israel mengakui kemerdekaan bangsa Arab-Palestina.
2. Wilayah provinsi Palestina dibagi antara bangsa Yahudi-Israel dengan bangsa Arab-Palestina, dengan kota Yerusalem dijadikan kota Internasional dibawah perlindungan Perserikatan Bangsa-bangsa. Ibu kota negara Israel berada di Tel Aviv, sementara ibu kota negara Palestina berada di Ramalah.
Sayangnya perjanjian oslo ini ditolak oleh kelompok Hamas-Palestina yang menguasai wilayah Gaza. Kelompok Hamas-Palestina adalah oposisi kelompok Fatah-Palestina yang merupakan pemerintahan resmi bagi bangsa Arab-Palestina. Kelompok Hamas-Palestina menginginkan kemerdekaan bangsa Arab-Palestina secara seratus persen dengan memusnahkan keberadaan bangsa Yahudi-Israel.Â
Sementara itu kelompok Fatah-Palestina menginginkan kemerdekaan seratus persen juga dengan berusaha untuk hidup berdampingan dengan bangsa Yahudi-Israel. Jadi pada dasarnya kelompok Hamas-Palestina adalah kelompok anti-Yahudi, sementara kelompok Fatah-Palestina adalah kelompok pro-Kemerdekaan.
Kelompok Hamas-Palestina yang berhasil menguasai Gaza sepenuhnya, kemudian melancarkan serangan gerilya kewilayah-wilayah pendudukan bangsa Yahudi-Israel. Mulai dari bom bunuh diri, serangan rudal udara, serangan senjata api, penculikan dan lain sebagainya dilancarkan untuk memusnahkan bangsa Yahudi-Israel.Â
Bersamaan dengan itu kelompok Hamas-Palestina menggunakan mediasosial untuk menarik simpatisan umat Muslim di dunia agar mau membela dan berdonasi pada kelompok Hamas-Palestina. Disisi lain kelompok Hamas-Palestina berusaha merebut kekuasaan dari kelompok Fatah-Palestina atas bangsa Arab-Palestina. Serangan gerilya yang mematikan dari kelompok Hamas-Palestina, memaksa bangsa Yahudi-Israel membangun tembok pembatas di wilayah perbatasan Gaza dengan wilayah pendudukan bangsa Yahudi-Israel. Â
Sampai hari ini kedua bangsa ini terus berperang tanpa memiliki kesepakatan damai. Kejahatan kemanusiaan dilakukan oleh kedua belah pihak, baik pihak Yahudi-Israel maupun pihak Arab-Palestina. Hanya saja dunia seperti menutup mata pada salah satu pihak, mereka yang membela bangsa Arab-Palestina, akan menutup mata pada kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh bangsa Arab-Palestina. Sementara itu mereka yang membela bangsa Yahudi-Israel, seperti buta terhadap aksi genosida dan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh bangsa Yahudi-Israel.
Sebenarnya ada satu solusi perdamaian yang sempat beredar di media sosial terkait konflik kemanusiaan yang terjadi di Tanah Suci. Setelah gagal dalam ide "Two State Solution" dalam perjanjian oslo, Â maka munculah isu mengenai "One State Solution" Â yang hampir saja disetujui oleh kedua belah pihak, namun gagal disetujui setelah Hamas-Palestina menyerang wilayah pendudukan bangsa Yahudi-Israel dengan ratusan rudal beberapa saat yang lalu.Â
One State Solution sendiri adalah sebuah ide untuk menyatukan kedua pemerintahan baik pemerintahan bangsa Yahudi-Israel dengan pemerintahan bangsa Arab-Palestina. Kedua pemerintahan itu akan sama-sama berdaulat atas satu wilayah yang sama. Ide ini mirip seperti sistem pemerintahan pada zaman Romawi Bersatu, ketika ada lima kepala negara yang memimpin satu kekaisaran Romawi Bersatu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H