Mohon tunggu...
pcsukresna_
pcsukresna_ Mohon Tunggu... Seniman - freelancer/pengangguran sok sibuk

bebaskan dirimu

Selanjutnya

Tutup

Politik

Akar Konflik Kemanusiaan di Tanah Israel-Palestina

31 Mei 2024   21:58 Diperbarui: 31 Mei 2024   21:58 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahun 1995 Masehi, karena baik bangsa Yahudi-Israel dan bangsa Arab-Palestina telah lelah berperang. Dimulailah perjanjian Oslo antara bangsa Yahudi-Israel dengan bangsa Arab-Palestina, ditengahi oleh bangsa Amerika. Hasil dari perjanjian oslo ini adalah:

1. Bangsa Arab-Palestina mengakui kemerdekaan bangsa Yahudi-Israel, bangsa Yahudi-Israel mengakui kemerdekaan bangsa Arab-Palestina.

2. Wilayah provinsi Palestina dibagi antara bangsa Yahudi-Israel dengan bangsa Arab-Palestina, dengan kota Yerusalem dijadikan kota Internasional dibawah perlindungan Perserikatan Bangsa-bangsa. Ibu kota negara Israel berada di Tel Aviv, sementara ibu kota negara Palestina berada di Ramalah.

Sayangnya perjanjian oslo ini ditolak oleh kelompok Hamas-Palestina yang menguasai wilayah Gaza. Kelompok Hamas-Palestina adalah oposisi kelompok Fatah-Palestina yang merupakan pemerintahan resmi bagi bangsa Arab-Palestina. Kelompok Hamas-Palestina menginginkan kemerdekaan bangsa Arab-Palestina secara seratus persen dengan memusnahkan keberadaan bangsa Yahudi-Israel. 

Sementara itu kelompok Fatah-Palestina menginginkan kemerdekaan seratus persen juga dengan berusaha untuk hidup berdampingan dengan bangsa Yahudi-Israel. Jadi pada dasarnya kelompok Hamas-Palestina adalah kelompok anti-Yahudi, sementara kelompok Fatah-Palestina adalah kelompok pro-Kemerdekaan.

Kelompok Hamas-Palestina yang berhasil menguasai Gaza sepenuhnya, kemudian melancarkan serangan gerilya kewilayah-wilayah pendudukan bangsa Yahudi-Israel. Mulai dari bom bunuh diri, serangan rudal udara, serangan senjata api, penculikan dan lain sebagainya dilancarkan untuk memusnahkan bangsa Yahudi-Israel. 

Bersamaan dengan itu kelompok Hamas-Palestina menggunakan mediasosial untuk menarik simpatisan umat Muslim di dunia agar mau membela dan berdonasi pada kelompok Hamas-Palestina. Disisi lain kelompok Hamas-Palestina berusaha merebut kekuasaan dari kelompok Fatah-Palestina atas bangsa Arab-Palestina. Serangan gerilya yang mematikan dari kelompok Hamas-Palestina, memaksa bangsa Yahudi-Israel membangun tembok pembatas di wilayah perbatasan Gaza dengan wilayah pendudukan bangsa Yahudi-Israel.  

Sampai hari ini kedua bangsa ini terus berperang tanpa memiliki kesepakatan damai. Kejahatan kemanusiaan dilakukan oleh kedua belah pihak, baik pihak Yahudi-Israel maupun pihak Arab-Palestina. Hanya saja dunia seperti menutup mata pada salah satu pihak, mereka yang membela bangsa Arab-Palestina, akan menutup mata pada kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh bangsa Arab-Palestina. Sementara itu mereka yang membela bangsa Yahudi-Israel, seperti buta terhadap aksi genosida dan kejahatan kemanusiaan yang dilakukan oleh bangsa Yahudi-Israel.

Sebenarnya ada satu solusi perdamaian yang sempat beredar di media sosial terkait konflik kemanusiaan yang terjadi di Tanah Suci. Setelah gagal dalam ide "Two State Solution" dalam perjanjian oslo,  maka munculah isu mengenai "One State Solution"  yang hampir saja disetujui oleh kedua belah pihak, namun gagal disetujui setelah Hamas-Palestina menyerang wilayah pendudukan bangsa Yahudi-Israel dengan ratusan rudal beberapa saat yang lalu. 

One State Solution sendiri adalah sebuah ide untuk menyatukan kedua pemerintahan baik pemerintahan bangsa Yahudi-Israel dengan pemerintahan bangsa Arab-Palestina. Kedua pemerintahan itu akan sama-sama berdaulat atas satu wilayah yang sama. Ide ini mirip seperti sistem pemerintahan pada zaman Romawi Bersatu, ketika ada lima kepala negara yang memimpin satu kekaisaran Romawi Bersatu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun