Mohon tunggu...
pcsukresna_
pcsukresna_ Mohon Tunggu... Seniman - freelancer/pengangguran sok sibuk

bebaskan dirimu

Selanjutnya

Tutup

Politik

Akar Konflik Kemanusiaan di Tanah Israel-Palestina

31 Mei 2024   21:58 Diperbarui: 31 Mei 2024   21:58 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada tahun 1095 Masehi, sebagai hasil tekanan yang amat kuat pada kekaisaran Byzantium. Kaisar Alexios I dari kekaisaran Byzantium meminta bantuan dari negara-negara kepausan dibawah kekuasan Takhta Suci Vatican. Menanggapi permintaan bantuan dari kekaisaran  Byzantium, Paus Urbanus II menyerukan Perang Salib untuk merebut wilayah Tanah Suci dari kekuasaan bangsa Arab-Muslim. 

Maka dimulailah invasi besar-besaran umat Katolik di Eropa ke wilayah Tanah Suci. Umat Katolik Eropa yang ikut berperang dalam peperangan ini kemudian dikenal dengan nama Tentara Salib atau Salibis. Terjadi pembantaian besar-besaran pada umat Yahudi dan umat Muslim yang tinggal di wilayah Tanah Suci utamanya adalah kota Yerusalem. Tentara Salib merebut Masjid Al-Aqsa dan menjadikan tempat itu sebagai markas. Beberapa penyair Yahudi menyebut: "Darah umat Yahudi tertumpah ditanah kota Yerusalem sampai setinggi mata kaki."

Tahun 1099 Masehi, setelah para Salibis berhasil merebut Tanah Suci. Bukannya mengembalikan wilayah Tanah Suci kepada kekaisaran Byzantium sebagai pemilik asli dari wilayah itu. Para Salibis kemudian mendirikan Kerajaan Yerusalem Latin di Tanah Suci. Beberapa saat setelah itu, ordo militer keagamaan kemhdian didirikan untuk melindungi Tanah Suci seperti: Ordo Ksatria Templar, Ordo Penyantun Hospitaler dan Ordo Ksatria Teutonic. Kerajaan Yerusalem Latin menjadi satu-satunya negara kepausan dibawah kekuasaan Takhta Suci Vatican yang berada diluar wilayah bekas kekuasaan kekaisaran Romawi.

Tahun 1291 Masehi kerajaan Yerusalem Latin kemudia ditaklukan oleh bangsa Arab-Muslim dibawah kekuasaan kekhalifahan Mamluk. Setelah sebelumnya pada tahun 1191 Masehi ibukota kerajaan Yerusalem Latin jatuh ketangan bangsa Arab-Muslim dibawah kepemimpinan Khalifah Salahadin Al-Ayubi. Wilayah Tanah Suci kemudian dalam waktu yang lama berada dibawah kekuasaan bangsa Arab-Muslim. Bangsa Arab-Muslim yang mendiami wilayah Tanah Suci kemudian mulai dikenal dan memperkenalkan diri sebagai bangsa Arab-Palestina.

Tahun 1453 Masehi, setelah dengan sekuat tenaga menahan konflik berkepanjangan dengan negara-negara kepausan dibawah kekuasaan Takhta Suci Vatican, juga konflik dengan kekhalifahan-kekhalifahan bangsa Arab-Muslim. Akhirnya kekaisaran Byzantium runtuh dibawah kekuasaan kekhalifahan Ottoman. 

Ibukotanya yaitu Konstantinopel jatuh ketangan bangsa Arab-Muslim dari kekhalifahan Ottoman. Gereja Katedral Ortodoks Hagia Shopia direbut dan diubah menjadi sebuah Masjid. Pasca kejatuhan kekaisaran Byzantium, kekhalifahan Ottoman menggantikan menguasai wilayah-wilayah bekas kekuasaan kekaisaran Byzantium. Tanah Palestina menjadi salah satu provinsi kekhalifahan Ottoman.

Tahun 1918 Masehi pasca Perang Dunia I, kekhalifahan Otoman yang kalah perang dari kerajaan Inggris Raya menyerahkan wilayah kekuasaannya yang berada di Timur Tengah termasuk provinsi Palestina kepada kerajaan Inggris Raya. Sebagai upaya untuk menjaga kestabilan wilayah-wilayahnya di Timur Tengah, kerajaan  Inggris Raya menjanjikan kemerdekaan pada bangsa Arab-Palestina yang tinggal di provinsi Palestina.

Tahun 1939 Masehi, selama masa Perang Dunia II bangsa Yahudi mendapat deskriminasi dan aksi genosida dari bangsa NAZI Jerman. Sebagai upaya untuk menyelamatkan bangsa Yahudi dari genosida, kerajaan Inggris Raya memulangkan bangsa Yahudi ke tanah Palestina, yaitu tanah leluhur mereka. 

Namun kepulangan bangsa Yahudi ke tanah Palestina ini tidak disambut baik oleh bangsa Arab-Palestina. Konflik agama dan ras mulai sering terjadi semenjak bangsa Yahudi secara berkala kembali ke tanah Palestina setelah hampir 1000 tahun mereka terusir dari tanah leluhur mereka. Bangsa Yahudi yang disatukan dalam semangat nasionalisme Zionis bertahan dari persekusi bangsa Arab-Palestina dan genosida bangsa NAZI Jerman.

14 Mei 1948, sebagai wujud atas janji kerajaan Inggris Raya pada bangsa Yahudi yang bersedia membantu kerajaan Inggris selama perang, kerajaan Inggris Raya memberikan kemerdekaan pada bangsa Yahudi, dan memberikan wilayah provinsi Palestina kepada bangsa Yahudi. Bangsa Yahudi mendeklarasikan diri dengan nama negara Israel. Namun kemerdekaan bangsa Yahudi-Israel ini ditentang habis-habisan oleh bangsa Arab-Mesir, bangsa Arab-Syria dan bangsa Arab-Palestina.

Hal ini karena sebelumnya kerajaan Inggris Raya telah lebih dulu memberikan janji kemerdekaan pada bangsa Arab-Palestina dan menyerahkan wilayah provinsi Palestina kepada bangsa Arab-Palestina. Hanya satu hari berselang setelah deklarasi kemerdekaan bangsa Yahudi-Israel, mereka diserang oleh pasukan gabungan negara-negara Arab. Namun bangsa Yahudi-Israel berhasil bertahan, dan malahan berhasil mencaplok sebagian besar wilayah pendudukan bangsa Arab-Palestina. Perang berkepanjangan kemudian terus terjadi antara bangsa Yahudi-Israel dengan bangsa Arab-Palestina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun