Ketiga, tidak adanya alternatif: beberapa kelompok masyarakat mungkin tidak memiliki akses atau pilihan untuk menghindari barang-barang yang terkena kenaikan PPN. Misalnya, mereka mungkin tidak dapat memilih untuk membeli barang impor yang tidak terkena PPN atau barang-barang mewah yang tidak termasuk dalam kategori yang dikenai PPN.Â
Keempat, kesenjangan sosial: kenaikan PPN 12 persen dapat memperkuat kesenjangan sosial antara kelompok masyarakat yang lebih mampu dan yang kurang mampu secara ekonomi. Mereka yang mampu mungkin dapat menanggung kenaikan harga tanpa terlalu terpengaruh, sementara kelompok masyarakat yang lebih rentan secara ekonomi akan merasakan dampaknya dengan lebih kuat.
Kelima dampak psikologis: Kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok akibat kenaikan PPN 12 persen juga dapat memberikan dampak psikologis yang negatif bagi kelompok masyarakat yang sudah merasa tertekan secara finansial. Hal ini bisa meningkatkan tingkat stres dan kecemasan, serta menimbulkan perasaan ketidakadilan terhadap sistem pajak.
Dengan demikian, kenaikan PPN bisa memberatkan kelompok masyarakat yang lebih rentan secara ekonomi, dan perlu dilakukan analisis yang cermat untuk memahami dampaknya dan memastikan bahwa langkah-langkah perlindungan sosial yang memadai tersedia untuk mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H