Untuk PPN secara umum diatur melalui UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP). Subjek PPN ini adalah perusahaan yang masuk sebagai wajib pajak (WP) Badan.
Meski subjek PPN adalah perusahaan, namun tarif tersebut dipungut kepada konsumen. Jadi perusahaan hanya sebagai pemungut pajak perantara konsumen dan pemerintah.
Beberapa transaksi yang dikenakan PPN adalah pembelian rumah, kendaraan bermotor, layanan internet, sewa toko dan apartemen hingga jasa langganan netflix Cs. Artinya, jika PPN naik, maka harga barang-barang dan jasa tersebut sudah pasti ikut terkerek.
Namun di balik rencana kenaikan PPN tersebut tentu ada dampak yang diperoleh. Pertama-tama, ada yang menyambut baik langkah ini sebagai upaya untuk meningkatkan pendapatan negara. Dengan pendapatan pajak yang lebih tinggi, pemerintah memiliki lebih banyak sumber daya untuk menyalurkan dana ke berbagai sektor, termasuk pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur. Ini bisa menjadi langkah yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.Â
Namun, banyak juga yang mengkhawatirkan dampak negatif dari  PPN naik 12 persen tersebut, terutama terhadap konsumen. Kenaikan harga barang dan jasa bisa merugikan konsumen, terutama mereka yang sudah berjuang untuk bertahan hidup dalam kondisi ekonomi yang sulit. Ini juga bisa memicu penurunan daya beli secara keseluruhan, yang pada gilirannya bisa menghambat pertumbuhan ekonomi.
Tidak hanya itu, ada juga kekhawatiran tentang potensi dampak inflasi. Kenaikan PPN bisa mendorong produsen untuk menaikkan harga produk mereka, yang pada akhirnya bisa mengakibatkan kenaikan harga secara luas. Ini bisa menjadi beban tambahan bagi konsumen dan bisa mengganggu stabilitas ekonomi secara keseluruhan.Â
Selain itu, perlu juga dipertimbangkan dampak distribusi dari PPN naik 12 persen ini. Apakah kebijakan ini akan memberatkan kelompok masyarakat yang lebih rentan secara ekonomi? Apakah ada langkah-langkah yang dapat diambil untuk melindungi mereka dari dampak negatifnya? Â
Dampak PPN Naik 12 Persen Bagi Masyarakat Rentan
Kebijakan kenaikan PPN 12 persen berpotensi memberatkan kelompok masyarakat yang lebih rentan secara ekonomi. Ada beberapa alasan mengapa hal ini bisa terjadi:Â
Pertama, peningkatan biaya hidup: kelompok masyarakat dengan pendapatan rendah cenderung menghabiskan sebagian besar pendapatannya untuk kebutuhan pokok, seperti makanan, pakaian, dan perumahan. Kenaikan PPN akan menyebabkan kenaikan harga barang-barang tersebut, yang pada akhirnya akan meningkatkan biaya hidup mereka.Â
Kedua, penurunan daya beli: kenaikan harga barang-barang akibat kenaikan PPN dapat mengurangi daya beli kelompok masyarakat yang lebih rentan secara ekonomi. Mereka mungkin terpaksa memangkas pengeluaran untuk kebutuhan lain, seperti pendidikan atau kesehatan, atau bahkan terpaksa berhutang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.Â