Mohon tunggu...
Paulus Hurit
Paulus Hurit Mohon Tunggu... Petani - tidak sekolah

jalan-jalan, dan menghayal

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Dapur Emak

26 September 2024   13:00 Diperbarui: 26 September 2024   13:02 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berharap tungku emak tak  padam

Agar  bisa mencurahkan kasihnya di atas piring

Tubuh emak meliuk-liuk sempurna  pada  tungku basah

Basah karena air mata kasih yang ditumpahkan

Dari mata lebam

Yang diperas oleh asap kehidupan

Dapur emak jadi pemenang pagi itu, siang itu, soreh itu maupun malam itu

Ketika senja menyalak angkuh dari sudut barat

Kasih emak pada tungku mengalahkan sejuta penantian yang  ada di sana

Rindu telah kembali dalam dapur emak

Tak pernah tenggelam pada  malam kelam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun